Sabtu, 16 Februari 2013

Al qur'an dan Pendidikan anak


AL-QUR’AN DAN PENDIDIKAN ANAK
( Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Anak Dalam al-Qur’an
Surat  Al-Luqman  Ayat 13-19)
(Oleh : Kasan As'ari, M.Pd.I)

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Al-qur’an sebagai kitab suci umat islam berfungsi sebagi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, petunjuk disini bermakna umum, artinya al-Qur’an selain menjadi petunjuk ke jalan yang benar dan diridloi oleh Allah dan akan mengantarkan kebahagiaan di akherat juga bermakna sebagai petunjuk dalam menapaki kehidupan di dunia.[1]karena pada hakekatnya islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu menggapai kebahagiaan hidup didunia dan akherat.
Sebagai kitab dan undang-undang yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia,  al-Qur’an telah memberi gambaran yang lengkap (Maa farothna fil khitabi minsyai) kepada pribadi dan kelompok manusia. Rasulullah SAW hanya bertindak sebagai penerima al-Qur’an, bertugas menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut, mensucikan dan mengajarkan kepada manusia (QS 67:2).[2] Mensucikan dapat diidentikan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika dan fisika.[3] Tujuan yang ingin dicapai dari pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut adalah pengabdian kepada Allah sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegaskan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an surat Al-Dzariat ayat 56.[4]

Arab pra islam


ARAB PRA - ISLAM
(Tinjauan dari Aspek Sosiografis,  Budaya dan  Agama)
Oleh : Kasan As’ari, M.Pd.I
 
A. Pendahuluan
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan mereka kala itu[1].
Secara umum, Arab pra-Islam disebut sebagai periode Jahiliyyah yang berarti kebodohan dan barbarian[2]. Secara nyata, dinyatakan oleh Philip K. Hitti yang dikutip Sulhani Hermawan, bahwa masyarakat Makkah pra-Islam adalah masyarakat yang tidak memiliki takdir keistimewaan tertentu (no dispensation), tidak memiliki nabi tertentu yang terutus dan memimpin (no inspired prophet) serta tidak memiliki kitab suci khusus yang terwahyukan (no revealed book) dan menjadi pedoman hidup.[3]

metode pembelajaran Qur'an hadits


LANGKAH-LANGKAH
DAN METODE PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADITS
(Menulis atau Menyalin Al-Qur’an dan Hadits)
Oleh : Kasan As’ari, M.Pd.I

A.    PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan ke dunia yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu rukun iman yang ke tiga. Beriman kepada Al-Qur’an harus dibuktikan dengan mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Mempelajari Al-Qur’an adalah kunci sukses hidup dunia dan akhirat. Dengan mempelajari Al-Qur’an maka seseorang akan mempunyai banyak pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Mempelajari Al-Qur’an berarti belajar membunyikan huruf-hurufnya dan menulisnya. Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkatan selanjutnya. Pada tingkatan lanjutan mungkin seseorang bisa mempelajari Ulumul Qur’an dan tafsir Al-Qur’an. Namun untuk menuju kepada tingkatan ini seseorang harus menempuh tingkatan awal yaitu membaca dan menulis Al-Qur’an.