AL-QUR’AN
DAN PENDIDIKAN ANAK
( Analisis Nilai-Nilai
Pendidikan Anak
Dalam al-Qur’an
Surat Al-Luqman
Ayat 13-19)
(Oleh : Kasan As'ari, M.Pd.I)
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Al-qur’an sebagai kitab suci umat islam berfungsi sebagi
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, petunjuk disini bermakna umum, artinya
al-Qur’an selain menjadi petunjuk ke jalan yang benar dan diridloi oleh Allah
dan akan mengantarkan kebahagiaan di akherat juga bermakna sebagai petunjuk
dalam menapaki kehidupan di dunia.[1]karena
pada hakekatnya islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu menggapai
kebahagiaan hidup didunia dan akherat.
Sebagai kitab dan undang-undang yang diturunkan oleh Allah
kepada nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia, al-Qur’an telah memberi gambaran yang lengkap (Maa
farothna fil khitabi minsyai) kepada pribadi dan kelompok manusia.
Rasulullah SAW hanya bertindak sebagai penerima al-Qur’an, bertugas
menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut, mensucikan dan mengajarkan kepada manusia
(QS 67:2).[2]
Mensucikan dapat diidentikan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain
kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam
metafisika dan fisika.[3]
Tujuan yang ingin dicapai dari pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut
adalah pengabdian kepada Allah sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang
ditegaskan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an surat Al-Dzariat ayat 56.[4]
Cara yang paling tepat mengajak manusia agar dapat beribadah dan selalu meningkatkan ibadahnya hanya kepada Allah dengan segala aspek dan caranya yaitu dengan jalur pendidikan. Pendidikan sangat penting didalam Islam, bahkan islam sangat mewajibkan umatnya untuk selalu berpendidikan dengan cara menuntut ilmu sepanjang hayat, dimana saja, kapan saja dalam rangka mencari ilmu dan akan dihitung jihad fisabilillah apabila kita keluar rumah dalam rangka misi pendidikan, yaitu mencari ilmu.
Begitu pentingnya pendidikan didalam islam, sehingga
Allah SWT didalam Al-Qur’an beberapa kali mencantumkan ayat yang berkaitan
dengan pendidikan, diantaranya surat Hud 42-46, al-Shaffat 102-107, Yusuf 4-6,12-14,17-18, 63-67, 81-87, Taha 38-40, Luqman 13-19, Ali ‘Imran 35-37, 38-41, Maryam 27-33.[5] Diantara ayat al-Qur’an tersebut ada salah satu surat
yang dikhususkan oleh Allah SWT untuk pendidikan anak yaitu surat Luqman ayat
12 sampai dengan 19, yang berisi tentang pendidikan yang harus diprioritaskan
dan diberikan kepada setiap anak muslim.
Pendidikan kepada anak-anak sangat penting karena anak
adalah amanat, sehingga perlu kesalehan dan ketelatenan tersendiri dalam
mendidiknya[6].
Pendidikan pada masa anak-anak juga akan membangun fondasi bagi tegaknya
kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan pada masa kecil akan jauh lebih
membekas dalam membentuk kepribadiaanya daripada pendidikan yang diperoleh pada
masa dewasa.[7]
Dengan demikian maka orang tua memiliki peran yang sangat penting didalam
mengantarkan anak-anaknya mencapai kesuksesan dunia dan akherat, sebagaimana
sabda nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits :
كل مولوديولدعلى الفطرة فأبواه يهودانه اوينصرانه أويمجسانه
“Setiap anak yang lahir, dilahirkan dalam keadaan fitrah,
maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR.
Thabrani dan Baihaqi)[8]
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep pendidikan anak dalam
al-Qur’an ?
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan anak
yang terkandung dalam al-Qur’an Surat Luqman ayat 12 sampai dengan 19 ?
3.
Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an
dan juga untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan anak yang terkandung didalam
al-Qur’an surat Luqman ayat 12 sampai dengan 19.
B.
KONSEP
PENDIDIKAN MENURUT AL-QUR’AN
Suatu konsep lahir dari sebuah pemikiran yang
mendalam. Konsep harus dianalisis dan difahami secara mendalam dengan
melibatkan berbagai disiplin ilmu, filsafat, psikologis, sosial, pedagogis dll.
Hal yang membedakan dan menjadi karakteristik pendidikan islam dibandingkan
dengan konsep pendidikan lainnya adalah pendidikan islam bersumber dan sesuai
dengan Al-Qur’an dan hadits.
Ilmu sebagai hasil dari pendidikan yang dicapai dengan
proses belajar mendapat kedudukan yang sangat tinggi dalam islam, karenanya
sesuai dengan firman Allah di dalam al-Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11, bahwa
orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya:
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä
#sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz
ÇÊÊÈ
Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( Qs.
Al Mujadalah: 11)[9]
Didalam al-Qur’an kata al-Ilm dan kata-kata
turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan
kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena dan ajaran untuk
manusia.[10]
Menurut Quraish Shihab Pendidikan Islam memiliki
sifat “Rabbaniy”, berdasarkan ayat pertama dalam wahyu pertama. Sementara orang
yang melaksanakan juga disebut “rabbaniy” yang oleh al-Qur’an dijelaskan
cirinya antara lain mengajarkan kitab Allah, baik yang tertulis (al-Qur’an)
maupun yang tidak tertulis (alam raya), serta mempelajarinya secara terus
menerus.[11]
1.
Pengertian dan Tujuan Pendidikan dalam al-Qur’an
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang
disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik terhadap
perkembangan jasmani dan rohaninya untuk bekal di masa depan agar mempunyai
kepribadian yang utama, kebaikan dan kegemaran pekerja untuk kepentingan tanah
air, dengan kata lain agar anak-anak menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa serta memiliki akhlak mulia.[12]
Pendidikan islam atau qur’ani adalah suatu sistem
kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah, sebagaimana islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan
manusia baik duniawi maupun ukhrowi.[13]
Berbicara tentang pendidikan islam atau pendidikan
qur’ani pada dasarnya tidak bisa lepas
dari membicarakan tujuan hidup manusia, karena pada hakekatnya pendidikan
bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia.[14]
Tujuan pendidikan al-Qur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok
agar bisa menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, agar bisa
membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh Allah,
yaitu agar bertakwa kepada-Nya.[15]
Pendidikan al-Qur’an berkeyakinan bahwa tujuan yang benar
dari pendidikan adalah melahirkan manusia-manusia beriman dan berilmu
pengetahuan, yang dari imannya itu akan melahirkan tingkah laku terpuji (Akhlak
Karimah), karena pengetahuan yang dipisahkan dari iman akan pincang dan akan
menjerumuskan pada kebodohan baru,
sehingga manusia seberapapun luasnya ilmu pengetahuan yang dia miliki tidak
akan berarti apabila tidak bisa meningkatkan dan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT.[16]
Manusia
terdiri dari unsur jasmani dan Ruhani, oleh karena itu tujuan pendidikan
qur’ani juga diarahkan untuk membina unsur materi (jasmani) dan unsur imateri
(Ruhani). Menurut al-Qur’an hal ini harus berjalan bersama-sama demi mencapai
tujuan diatas, dimana seringkali al-Qur’an menggunakan kalimat-kalimat yang
menyentuh hati dan jiwa, kadang-kadang mengajak akal untuk berpikir, dan
kadang-kadang mengajak untuk pembuktian, bahkan kadang dengan sebuah pertanyaan
yang kita disuruh sendiri untuk mencari jawabannya.[17]
Menurut
Athiyah al-Abrasyi, ada lima tujuan pendidikan islam atau pendidikan Qur’ani,
yaitu:[18]
1.
Pembentukan
akhlak mulia
2.
Mempersiapkan
manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup dunia akherat.
3.
Untuk
tujuan vokasional dan professional.
4.
Untuk
menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik
5.
Mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki keahlian dan ketrampilan tertentu.
C.
PENDIDIKAN ANAK MENURUT AL-QUR’AN
Anak didalam islam
adalah nikmat atau anugerah pemberiaan Allah, hal ini akan sangat terasa bagi
mereka yang tidak memiliki anak, begitu banyak waktu, tenaga, harta dan benda
dikorbankan untuk dapat memiliki anak[19].
Allah berfirman didalam al-Qur’an surat as-Syura ayat 49-50 :
°! Ûù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ß,è=øs $tB âä!$t±o 4 Ü=pku `yJÏ9 âä!$t±o $ZW»tRÎ) Ü=ygtur `yJÏ9 âä!$t±o uqä.%!$# ÇÍÒÈ ÷rr& öNßgã_Íirtã $ZR#tø.è $ZW»tRÎ)ur ( ã@yèøgsur `tB âä!$t±o $¸JÉ)tã 4 ¼çm¯RÎ) ÒOÎ=tæ ÖÏs% ÇÎÉÈ
Artinya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan
apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang
dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki
(49) Atau dia menganugerahkan kedua
jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia
menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia
Maha mengetahui lagi Maha Kuasa(50) (QS. As-Syuraa,
49-50)[20]
Anak
juga sebagai cobaan atau fitnah bagi orang tua, yang apabila tidak dibekali
dengan iman dan takwa akan dapat merugikan kedua orang tuanya,[21]
sebagimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taghabun ayat 15, yang berbunyi:
!$yJ¯RÎ) öNä3ä9ºuqøBr&
ö/ä.ß»s9÷rr&ur
×puZ÷GÏù 4
ª!$#ur ÿ¼çnyYÏã
íô_r& ÒOÏàtã
ÇÊÎÈ
Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS. At-Taghabun: 15)[22]
Sebagai
anugerah atau nikmat maka anak harus kita syukuri, dan tanggung jawab rasa
bersyukur yaitu dengan mendidiknya sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan dan
perintah Allah SWT, sedangkan sebagai cobaan maka anak harus kita didik sebaik
mungkin agar tidak menimbulkan kerugian dan terjerumus kepada hal-hal negatif
yang bisa menimbulkan kesengsaraan orang tua di dunia dan akherat.[23]
Disinilah
peran pendidikan untuk anak memegang peran penting, karena anak adalah sebagi
amanat, nikmat dan juga fitnah. Orang tua memiliki andil yang cukup besar
didalam menentukan keberhasilan anaknya. Proses pendidikan anak didalam islam sangat
panjang prosesnya, tidak cukup hanya ketika anak memasuki usia sekolah atau
usia baligh saja, akan lebih sempurna hasilnya proses tersebut jika dimulai
dari pemilihan calon pasangan yang baik (perkawinan), proses persemaian benih
calon anak yang baik, dan pendidikan setelah kelahirannya.[24]
Pembagian versi
lain menurut Hurlock yang dinukil oleh Soesilo Windradini sebagaimana berikut:[25]
(a)
Sebelum
lahir (Pre Natal), yaitu mulai hamil sampai lahir.
(b)
2 minggu
setelah lahir ( Neo Natus).
(c)
Masa bayi
(mulai 2 minggu pertama sampai usia 2 tahun).
(d)
Masa TK
nol kecil (antara usia 2-6 tahun).
(e)
Masa TK
nol besar / SD (antara usia 6-12 tahun).
(f)
Usia
pubertas ( antara usia 10/12 – 13/14 tahun).
(g)
Remaja
awal (usia 14 – 17 tahun).
(h)
Remaja
akhir (usia 17 – 21 tahun).
(i)
Pemuda
awal (usia 21 – 40 tahun).
(j)
Pemuda
pertengahan (usia 40 – 60 tahun).
(k)
Tua (usia
60 – meninggal).
Preodesasi
lainya seperti yang dikemukakan oleh Zaidan, dimana ia mengklasifikasikannya
berdasarkan tinjauan kejiwaan dan pendidikan. Klasifikasi tersebut seperti
berikut: 1) Periode qabla al-milad yaitu mulai mengandung sampai lahir.
2)Periode al-mahd (ayunan) yaitu setelah lahir sampai 2
minggu pertama dan ditambah usia menyusui sampai akhir 2 tahun. 3) Periode
kanak-kanak awal (usia 3 – 5 tahun) atau usia pra sekolah. 4)Periode
kanak-kanak pertengahan (usia 6 – 8 tahun). 5)Periode kanak-kanak akhir (usia 9
– 12 tahun).[26]
Didalam al-Qur’an
surat At-Tahrim ayat 6 Allah SWT
berfirman :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Artinya : “ Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At-Tahrim:6)[27]
Mengenai makna yang terkandung dalam
ayat tersebut imam Ali bin Abi Thalib RA. Berkata “Ajari dan didiklah
anak-anakmu dengan pendidikan yang baik”. Sedangkan Hasan Al-Bashri berkata
“suruhlah mereka taat kepada Allah dan didiklah mereka dengan kebajikan”,
menurut Abdullah bin Umar RA. “didiklah anak-anak pendidikan yang baik karena
hal itu tanggung jawabmu, sementara kelak (jika dewasa) anak-anakmu bertanggung
jawab untuk berbuat baik dan patuh padamu”.[28]
Menurut Abdulhilah Nasih Ulwan ada
beberapa prinsip dasar didalam
pendidikan anak, yaitu[29]
:
1. Prinsip
Ikatan, yang termasuk ikatan ini adalah ikatan akidah dan ikatan ruhani, yaitun
diisi dengan ikatan akidah islami dan ruhani islami yang menyejukan jiwa.
2. Prinsip
peringatan, yaitu member peringatan kepada anak yang melakukan kejahatan dan
kebathilan.
D.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANAK DALAM QUR’AN SURAT AL-LUQMAN
AYAT 13-19.
Sebenarnya banyak sekali ayat al-Qur’an yang berkaitan
dengan pendidikan anak, akan tetapi disini hanya dibatasi pada al-Qur’an surat
Luqman ayat 13-19, sehingga pembahasannya tidak terlalu melebar. Ada beberapa
kandungan nilai pendidikan bagi anak islam yang terdapat dalam surat Lukman dan
dapat dipetakan menjadi dua macam, yaitu : Pendidikan agama atau tauhid dan
pendidikan akhlak
1.
Pendidikan Agama atau Tauhid
Allah SWT berfirman didalam qur’an surat Lukman ayat 13
yang berbunyi :
øÎ)ur
tA$s% ß`»yJø)ä9
¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt
¢Óo_ç6»t w
õ8Îô³è@ «!$$Î/
(
cÎ)
x8÷Åe³9$#
íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar".(QS: Luqman: 12)[30]
Ayat tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan islam
adalah, bahwa seorang anak sebelum diberikan pendidikan yang lain dia harus
diberikan pendidikan agama atau tauhid dulu, karena tauhid adalah ilmu yang
mengenalkan hamba kepada Tuhannya. Dengan tauhid yang lurus dan benar maka anak
akan mantap didalam mengarungi kehidupan, dia tidak mudah diombang-ambingkan
oleh keadaan zaman. Dengan tauhid yang benar manusia akan selamat didunia dan
akherat. Ayat tersebut juga sebagai pengingat kepada kaum setelah masanya
Lukman, bahwa menyekutukan Allah adalah perbuatan yang keji dan termasuk dosa
besar.
2.
Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak sebenarnya juga merupakan ruh pendidikan
agam islam, karena sesungguhnya agama adalah akhlak sehingga kehadiran nabi
Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT kedunia adalah dalam rangka menyempurnakan
akhlak manusia. Jadi pendidikan anak dalam agama islam harus didasari oleh
tauhid yang nantinya akan menumbuhkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah).
Pendidikan akhlak yang terkandung disini dibedakan
menjadi :
A.
Akhlak terhadap orang tuanya terutama ibu
Akhlak seorang anak yang luhur harus dimulai dengan
akhlak terhadap kedua orang tuanya, terutama adalah ibunya yang telah
mengandung dengan susah payah, sebagimana firman Allah di dalam Qur’an surat
Lukman ayat 13, yang berbunyi :
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã
9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû
Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$#
Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î)
çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Lukman:
14)[31]
B.
Akhlak cara menolak permintaan orang tua
Didalam berinteraksi dengan orang lain, terutama orang
tua kita sendiri seringkali kita mengalami benturan, yaitu ketika kita disuruh
melakukan hal kemaksiatan, maka islam mengajarkan kita bagaimana cara
menolaknya, seperti firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat 15, yang
berbunyi :
bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br&
Íô±è@ Î1
$tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur
Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î)
öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù
$yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka
Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan “ (QS. Lukman: 15)[32]
C.
Akhlak Dalam beramal
Didalam beramal manusia harus selalu mendasarkan pada niatan semata-mata
mencari ridlo Allah, bukan karena yang lainnya. Pesan ini penting diketahui
oleh anak agar selalu berhati-hati dan waspada didalam beramal agar tidak
hilang keutamaan amal tersebut. Allah berfirman didalam Qur’an surat Lukman
ayat 16 yang berbunyi :
¢Óo_ç6»t
!$pk¨XÎ) bÎ)
à7s?
tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5Ayöyz
`ä3tFsù
Îû >ot÷|¹
÷rr&
Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù't $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ×Î7yz ÇÊÏÈ
Artinya : “. (Luqman berkata):
"Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.(QS. Lukman : 16)[33]
D.
Akhlak dalam berdakwah
Akhlak didalam berdakwah harus dimulai dari diri kita
pribadi, yaitu kita harus mengerjakan sholat dan mengajak kepada kebaikan dan
selalu bersabar atas segala cobaan yang merintangi jalan dakwah, karena sesuatu
yang baik itu pasti ada tantangannya, hal ini telah diajarkan Lukman kepada
anaknya agar kita bisa meneladaninya, sebagaimana firman Allah dalam Qur’an
surat Lukman ayat 17, yang berbunyi :
¢Óo_ç6»t
ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$#
öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/
tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷É9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r&
(
¨bÎ)
y7Ï9ºs
ô`ÏB
ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ
Artinya : “Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.(QS. Lukman: 17)[34]
E.
Akhlak dalam bergaul
Dalam kehidupan
bermasyarakat seorang anak muslim juga harus memiliki akhlak yang islami, yaitu
tidak boleh menampakan kesombongan, karena baju kesombongan itu hanya Allah SWT
yang berhak memakainya. Sebagaimana firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat
18, yang berbunyi :
wur öÏiè|Áè?
£s{ Ĩ$¨Z=Ï9
wur
Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# w
=Ïtä ¨@ä. 5A$tFøèC 9qãsù ÇÊÑÈ
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(QS.
Lukman: 18)[35]
Begitu juga dalam bergaul dengan masyarakat dan orang lain kita harus
selalu rendah hati, dan bersikap sahaja, tidak berlebih-lebihan, sebagaimana
firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat 19, yang berbunyi :
ôÅÁø%$#ur Îû Íô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$#
ßNöq|Ás9 ÎÏJptø:$# ÇÊÒÈ
Artinya :“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.(QS. Lukman: 19)[36]
E.
KESIMPULAN DAN
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas, maka bisa disimpulkan bahwa
pendidikan anak Islam yaitu pendidikan anak yang qur’ani, artinya bersumber dan
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam qur’an.
Ada banyak ayat qur’an yang memuat tentang pendidikan
anak didalam islam diantaranya adalah qur’an surat Lukman ayat 12 sampai dengan
19 yang memuat tentang nilai-nilai pendidikan agama atau tauhid dan pendidikan
akhlak bagi anak islam.
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa
kesempurnaan hanya milik Allah semata , untuk itu kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan mutu pendidikan ke depan sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, tinjauan teoritis dan praktis
berdasarkan pendekatan interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
As
Shahim, Muhammad bin Abdullah, 15 Kesalahan dalam mendidik
anak, cara islami memperbaikinya, (Yogyakarta: Media Hidayah, 2002
As-Suyuthi, Abdurrahman
Jalaluddin, Al Jami’ Ash-shagir fii ahadits al-basyir an-nadzir, (Beirut:
Daar al-fikr, 1981)
Baharudin
dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2007)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya, (Bandung:PT. Sygma
Examedia Arkanleema, 2009)
http://id.shvoong.com/humanities/1668275-al-qur-dan-pendidikan-anak/ di download tanggal 25-11-2010, jam 1:24 WIB
Juwariyah,
Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an,(Yogyakarta: Teras, 2010)
Mansur,
Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta:Pustaka pelajar,
2005)
Rahman,
M. Fauzi, Anakku, Kuantarkan kau ke surga, Panduan mendidik anak di usia
baligh, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009)
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan peran wahyu dalam
kehidupan masyarakat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, cet III, 2009)
Ulwan, Abdullah
Nashih, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Terj. Jamaludin Miri, cet. III
jilid. 2 (Jakarta: Pustaka Amani, 1999)
____________________,
Tarbiyatul ‘aulad fil-Islam,Terj.
Saifullah Kamalie dkk (Semarang: asy-Syifa, cet III, 1981)
[1] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya, (Bandung:PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2009) hlm. 2
[3] M. Quraish
Shihab, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan
masyarakat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, cet III, 2009) hlm. 268
[4] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan..hlm. 523, ayat tersebut artinya “Aku tidak
menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka menyembah-Ku”
[5] Pendidikan
Anak Dalam Al Quran Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik dalam http://drmiftahulhudauin.multiply.com/journal/item/15, downloaded, 30 November 2010 jam 14:49 WIB
[6] M. Fauzi rahman, Anakku,
Kuantarkan kau ke surga, Panduan mendidik anak di usia baligh, (Bandung:
PT. Mizan Pustaka, 2009), hlm. 19
[7] Juwariyah, Pendidikan
Anak dalam Al-Qur’an,(Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 69
[8] Abdurrahman
Jalaluddin As-Suyuthi, Al Jami’ Ash-shagir fii ahadits al-basyir an-nadzir, (Beirut:
Daar al-fikr, 1981) hlm. 287, nomor 2386
[9] Departemen Agama RI, Al-Qur’an…hlm.
543
[10] Baharudin dan Esa Nur
Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
2007), hlm. 30
[11] M. Quraish Shihab, Membumikan
Al-Qur’an…hlm. 277
[12] Mansur, Pendidikan
Anak Usia Dini Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 2005), hlm.
328
[13] M. Arifin, Ilmu
Pendidikan Islam, tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan
interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 8
[14] Juwariyah, Pendidikan..hlm.
47
[15] M. Quraish
Shihab, Membumikan..hlm. 269, menurut Quraish Shihab, kata Takwa didalam
al qur’an mencakup semua bentuk dan tingkat kebajikan dan karenanya ia
merupakan wasiat Tuhan kepada seluruh makhluk dengan berbagai tingkatnya sejak
nabi hingga orang-orang awam
[16] Juwariyah, Pendidikan..hlm.
3, bandingkan dengan M. Quraish Shihab, Membumikan..hlm. 270
[17] M. Quraish Shihab, membumikan..hlm.273-276
[18] Juwariyah, pendidikan…hlm.
47-48
[19] Muhammad bin Abdullah As Shahim, 15 Kesalahan dalam
mendidik anak, cara islami memperbaikinya, (Yogyakarta: Media Hidayah,
2002), hlm. 6, lihat juga, Mansur, Pendidikan anak, hlm. 5, Fauzi
Rachman, Anakku…hlm. 19
[20] Departemen Agama RI, Al-Qur’an…hlm.
488-489
[21] Juwariyah, Pendidikan..hlm.
70
[22] Departemen Agama RI, Al-Qur’an..hlm.
557
[23] Juwariyah, hlm. 73,
bandingkan dengan, Mansur, hlm 7
[24] Abdullah Nasih Ulwan,
Tarbiyatul ‘aulad fil-Islam,Terj. Saifullah Kamalie dkk (Semarang:
asy-Syifa, cet III, 1981), hlm 3-15
[25] Urgensi
pendidikan anak dalam Islam dalam http://drmiftahulhudauin.
multiply.com/journal/item/11, didownload
tanggal, 2 Desember 2010, jam 06. 55 WIB
[27] Departemen Agama RI, Al
Qur’an…hlm. 560
[28] Fauzi Rahman, Anakku,
kuantarkan…hlm. 21
[29] Abdullah Nashih
Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Terj. Jamaludin Miri, cet. III jilid.
2 (Jakarta:
Pustaka Amani, 1999), hlm. 376-465
Tidak ada komentar:
Posting Komentar