Sabtu, 16 Februari 2013

Al qur'an dan Pendidikan anak


AL-QUR’AN DAN PENDIDIKAN ANAK
( Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Anak Dalam al-Qur’an
Surat  Al-Luqman  Ayat 13-19)
(Oleh : Kasan As'ari, M.Pd.I)

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Al-qur’an sebagai kitab suci umat islam berfungsi sebagi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, petunjuk disini bermakna umum, artinya al-Qur’an selain menjadi petunjuk ke jalan yang benar dan diridloi oleh Allah dan akan mengantarkan kebahagiaan di akherat juga bermakna sebagai petunjuk dalam menapaki kehidupan di dunia.[1]karena pada hakekatnya islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu menggapai kebahagiaan hidup didunia dan akherat.
Sebagai kitab dan undang-undang yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia,  al-Qur’an telah memberi gambaran yang lengkap (Maa farothna fil khitabi minsyai) kepada pribadi dan kelompok manusia. Rasulullah SAW hanya bertindak sebagai penerima al-Qur’an, bertugas menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut, mensucikan dan mengajarkan kepada manusia (QS 67:2).[2] Mensucikan dapat diidentikan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika dan fisika.[3] Tujuan yang ingin dicapai dari pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut adalah pengabdian kepada Allah sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegaskan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an surat Al-Dzariat ayat 56.[4]

Cara yang paling tepat mengajak manusia agar dapat beribadah dan selalu meningkatkan ibadahnya  hanya kepada Allah dengan segala aspek dan caranya yaitu dengan jalur pendidikan. Pendidikan sangat penting didalam Islam, bahkan islam sangat mewajibkan umatnya untuk selalu berpendidikan dengan cara menuntut ilmu sepanjang hayat, dimana saja, kapan saja dalam rangka mencari ilmu dan akan dihitung jihad fisabilillah apabila kita keluar rumah dalam rangka misi pendidikan, yaitu mencari ilmu.
Begitu pentingnya pendidikan didalam islam, sehingga Allah SWT didalam Al-Qur’an beberapa kali mencantumkan ayat yang berkaitan dengan pendidikan, diantaranya surat Hud 42-46, al-Shaffat 102-107, Yusuf 4-6,12-14,17-18, 63-67, 81-87, Taha 38-40, Luqman 13-19, Ali ‘Imran 35-37, 38-41, Maryam 27-33.[5] Diantara ayat al-Qur’an tersebut ada salah satu surat yang dikhususkan oleh Allah SWT untuk pendidikan anak yaitu surat Luqman ayat 12 sampai dengan 19, yang berisi tentang pendidikan yang harus diprioritaskan dan diberikan kepada setiap anak muslim.
Pendidikan kepada anak-anak sangat penting karena anak adalah amanat, sehingga perlu kesalehan dan ketelatenan tersendiri dalam mendidiknya[6]. Pendidikan pada masa anak-anak juga akan membangun fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk kepribadiaanya daripada pendidikan yang diperoleh pada masa dewasa.[7] Dengan demikian maka orang tua memiliki peran yang sangat penting didalam mengantarkan anak-anaknya mencapai kesuksesan dunia dan akherat, sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits :
كل مولوديولدعلى الفطرة فأبواه يهودانه اوينصرانه أويمجسانه

Setiap anak yang lahir, dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Thabrani dan Baihaqi)[8]
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an ?
2.      Apa saja nilai-nilai pendidikan anak yang terkandung dalam al-Qur’an Surat Luqman ayat 12 sampai dengan 19 ?
3.      Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an dan juga untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan anak yang terkandung didalam al-Qur’an surat Luqman ayat 12 sampai dengan 19.

B.     KONSEP PENDIDIKAN MENURUT AL-QUR’AN
Suatu konsep lahir dari sebuah pemikiran yang mendalam. Konsep harus dianalisis dan difahami secara mendalam dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, filsafat, psikologis, sosial, pedagogis dll. Hal yang membedakan dan menjadi karakteristik pendidikan islam dibandingkan dengan konsep pendidikan lainnya adalah pendidikan islam bersumber dan sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits.
Ilmu sebagai hasil dari pendidikan yang dicapai dengan proses belajar mendapat kedudukan yang sangat tinggi dalam islam, karenanya sesuai dengan firman Allah di dalam al-Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11, bahwa orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( Qs. Al Mujadalah: 11)[9]

Didalam al-Qur’an kata al-Ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena dan ajaran untuk manusia.[10]
Menurut Quraish Shihab Pendidikan Islam memiliki sifat “Rabbaniy”, berdasarkan ayat pertama dalam wahyu pertama. Sementara orang yang melaksanakan juga disebut “rabbaniy” yang oleh al-Qur’an dijelaskan cirinya antara lain mengajarkan kitab Allah, baik yang tertulis (al-Qur’an) maupun yang tidak tertulis (alam raya), serta mempelajarinya secara terus menerus.[11]

1.      Pengertian dan Tujuan Pendidikan dalam al-Qur’an
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk bekal di masa depan agar mempunyai kepribadian yang utama, kebaikan dan kegemaran pekerja untuk kepentingan tanah air, dengan kata lain agar anak-anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa  serta memiliki akhlak mulia.[12]
Pendidikan islam atau qur’ani adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrowi.[13]
Berbicara tentang pendidikan islam atau pendidikan qur’ani  pada dasarnya tidak bisa lepas dari membicarakan tujuan hidup manusia, karena pada hakekatnya pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia.[14] Tujuan pendidikan al-Qur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok agar bisa menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, agar bisa membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh Allah, yaitu agar bertakwa  kepada-Nya.[15]
Pendidikan al-Qur’an berkeyakinan bahwa tujuan yang benar dari pendidikan adalah melahirkan manusia-manusia beriman dan berilmu pengetahuan, yang dari imannya itu akan melahirkan tingkah laku terpuji (Akhlak Karimah), karena pengetahuan yang dipisahkan dari iman akan pincang dan akan menjerumuskan pada  kebodohan baru, sehingga manusia seberapapun luasnya ilmu pengetahuan yang dia miliki tidak akan berarti apabila tidak bisa meningkatkan dan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.[16]
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan Ruhani, oleh karena itu tujuan pendidikan qur’ani juga diarahkan untuk membina unsur materi (jasmani) dan unsur imateri (Ruhani). Menurut al-Qur’an hal ini harus berjalan bersama-sama demi mencapai tujuan diatas, dimana seringkali al-Qur’an menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati dan jiwa, kadang-kadang mengajak akal untuk berpikir, dan kadang-kadang mengajak untuk pembuktian, bahkan kadang dengan sebuah pertanyaan yang kita disuruh sendiri untuk mencari jawabannya.[17]
Menurut Athiyah al-Abrasyi, ada lima tujuan pendidikan islam atau pendidikan Qur’ani, yaitu:[18]
1.        Pembentukan akhlak mulia
2.        Mempersiapkan manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup dunia akherat.
3.        Untuk tujuan vokasional dan professional.
4.        Untuk menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik
5.        Mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keahlian dan ketrampilan tertentu.

C.    PENDIDIKAN ANAK MENURUT AL-QUR’AN
Anak didalam  islam adalah nikmat atau anugerah pemberiaan Allah, hal ini akan sangat terasa bagi mereka yang tidak memiliki anak, begitu banyak waktu, tenaga, harta dan benda dikorbankan untuk dapat memiliki anak[19]. Allah berfirman didalam al-Qur’an surat as-Syura ayat 49-50 :
°! ہù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ß,è=øƒs $tB âä!$t±o 4 Ü=pku `yJÏ9 âä!$t±o $ZW»tRÎ) Ü=ygtƒur `yJÏ9 âä!$t±o uqä.%!$# ÇÍÒÈ ÷rr& öNßgã_Íirtム$ZR#tø.èŒ $ZW»tRÎ)ur ( ã@yèøgsur `tB âä!$t±o $¸JÉ)tã 4 ¼çm¯RÎ) ÒOŠÎ=tæ ֍ƒÏs% ÇÎÉÈ

Artinya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki (49)  Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa(50) (QS. As-Syuraa, 49-50)[20]

Anak juga sebagai cobaan atau fitnah bagi orang tua, yang apabila tidak dibekali dengan iman dan takwa akan dapat merugikan kedua orang tuanya,[21] sebagimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taghabun ayat 15, yang berbunyi:
!$yJ¯RÎ) öNä3ä9ºuqøBr& ö/ä.ß»s9÷rr&ur ×puZ÷GÏù 4 ª!$#ur ÿ¼çnyYÏã íô_r& ÒOŠÏàtã ÇÊÎÈ
Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At-Taghabun: 15)[22]

Sebagai anugerah atau nikmat maka anak harus kita syukuri, dan tanggung jawab rasa bersyukur yaitu dengan mendidiknya sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan dan perintah Allah SWT, sedangkan sebagai cobaan maka anak harus kita didik sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kerugian dan terjerumus kepada hal-hal negatif yang bisa menimbulkan kesengsaraan orang tua di dunia dan akherat.[23]
Disinilah peran pendidikan untuk anak memegang peran penting, karena anak adalah sebagi amanat, nikmat dan juga fitnah. Orang tua memiliki andil yang cukup besar didalam menentukan keberhasilan anaknya. Proses pendidikan anak didalam islam sangat panjang prosesnya, tidak cukup hanya ketika anak memasuki usia sekolah atau usia baligh saja, akan lebih sempurna hasilnya proses tersebut jika dimulai dari pemilihan calon pasangan yang baik (perkawinan), proses persemaian benih calon anak yang baik, dan pendidikan setelah kelahirannya.[24] Pembagian versi lain menurut Hurlock yang dinukil oleh Soesilo Windradini sebagaimana berikut:[25]
(a)             Sebelum lahir (Pre Natal), yaitu mulai hamil sampai lahir.
(b)             2 minggu setelah lahir ( Neo Natus).
(c)             Masa bayi (mulai 2 minggu pertama sampai usia 2 tahun).
(d)             Masa TK nol kecil (antara usia 2-6 tahun).
(e)             Masa TK nol besar / SD (antara usia 6-12 tahun).
(f)               Usia pubertas ( antara usia 10/12 – 13/14 tahun).
(g)             Remaja awal (usia 14 – 17 tahun).
(h)             Remaja akhir (usia 17 – 21 tahun).
(i)               Pemuda awal (usia 21 – 40 tahun).
(j)               Pemuda pertengahan (usia 40 – 60 tahun).
(k)             Tua (usia 60 – meninggal).

Preodesasi lainya seperti yang dikemukakan oleh Zaidan, dimana ia mengklasifikasikannya berdasarkan tinjauan kejiwaan dan pendidikan. Klasifikasi tersebut seperti berikut: 1) Periode qabla al-milad yaitu mulai mengandung sampai lahir. 2)Periode al-mahd (ayunan) yaitu setelah lahir sampai   2 minggu pertama dan ditambah usia menyusui sampai akhir 2 tahun. 3) Periode kanak-kanak awal (usia 3 – 5 tahun) atau usia pra sekolah. 4)Periode kanak-kanak pertengahan (usia 6 – 8 tahun). 5)Periode kanak-kanak akhir (usia 9 – 12 tahun).[26]
Didalam al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6  Allah SWT berfirman :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At-Tahrim:6)[27]
Mengenai makna yang terkandung dalam ayat tersebut imam Ali bin Abi Thalib RA. Berkata “Ajari dan didiklah anak-anakmu dengan pendidikan yang baik”. Sedangkan Hasan Al-Bashri berkata “suruhlah mereka taat kepada Allah dan didiklah mereka dengan kebajikan”, menurut Abdullah bin Umar RA. “didiklah anak-anak pendidikan yang baik karena hal itu tanggung jawabmu, sementara kelak (jika dewasa) anak-anakmu bertanggung jawab untuk berbuat baik dan patuh padamu”.[28]
Menurut Abdulhilah Nasih Ulwan ada beberapa prinsip dasar  didalam pendidikan anak, yaitu[29] :
1.      Prinsip Ikatan, yang termasuk ikatan ini adalah ikatan akidah dan ikatan ruhani, yaitun diisi dengan ikatan akidah islami dan ruhani islami yang menyejukan jiwa.
2.      Prinsip peringatan, yaitu member peringatan kepada anak yang melakukan kejahatan dan kebathilan.
D.    NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANAK DALAM QUR’AN SURAT AL-LUQMAN AYAT 13-19.
Sebenarnya banyak sekali ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan anak, akan tetapi disini hanya dibatasi pada al-Qur’an surat Luqman ayat 13-19, sehingga pembahasannya tidak terlalu melebar. Ada beberapa kandungan nilai pendidikan bagi anak islam yang terdapat dalam surat Lukman dan dapat dipetakan menjadi dua macam, yaitu : Pendidikan agama atau tauhid dan pendidikan akhlak
1.      Pendidikan Agama atau Tauhid
Allah SWT berfirman didalam qur’an surat Lukman ayat 13 yang berbunyi :
øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ
Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS: Luqman: 12)[30]

Ayat tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan islam adalah, bahwa seorang anak sebelum diberikan pendidikan yang lain dia harus diberikan pendidikan agama atau tauhid dulu, karena tauhid adalah ilmu yang mengenalkan hamba kepada Tuhannya. Dengan tauhid yang lurus dan benar maka anak akan mantap didalam mengarungi kehidupan, dia tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan zaman. Dengan tauhid yang benar manusia akan selamat didunia dan akherat. Ayat tersebut juga sebagai pengingat kepada kaum setelah masanya Lukman, bahwa menyekutukan Allah adalah perbuatan yang keji dan termasuk dosa besar.

2.      Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak sebenarnya juga merupakan ruh pendidikan agam islam, karena sesungguhnya agama adalah akhlak sehingga kehadiran nabi Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT kedunia adalah dalam rangka menyempurnakan akhlak manusia. Jadi pendidikan anak dalam agama islam harus didasari oleh tauhid yang nantinya akan menumbuhkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah).
Pendidikan akhlak yang terkandung disini dibedakan menjadi :
A.    Akhlak terhadap orang tuanya terutama ibu
Akhlak seorang anak yang luhur harus dimulai dengan akhlak terhadap kedua orang tuanya, terutama adalah ibunya yang telah mengandung dengan susah payah,  sebagimana firman Allah di dalam Qur’an surat Lukman ayat 13, yang berbunyi :
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Lukman: 14)[31]

B.     Akhlak cara menolak permintaan orang tua
Didalam berinteraksi dengan orang lain, terutama orang tua kita sendiri seringkali kita mengalami benturan, yaitu ketika kita disuruh melakukan hal kemaksiatan, maka islam mengajarkan kita bagaimana cara menolaknya, seperti firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat 15, yang berbunyi :
bÎ)ur š#yyg»y_ #n?tã br& šÍô±è@ Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ Ÿxsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur Ÿ@Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan “ (QS. Lukman: 15)[32]

C.    Akhlak Dalam beramal
Didalam beramal manusia harus selalu mendasarkan pada niatan semata-mata mencari ridlo Allah, bukan karena yang lainnya. Pesan ini penting diketahui oleh anak agar selalu berhati-hati dan waspada didalam beramal agar tidak hilang keutamaan amal tersebut. Allah berfirman didalam Qur’an surat Lukman ayat 16 yang berbunyi :
 ¢Óo_ç6»tƒ !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5AyŠöyz `ä3tFsù Îû >ot÷|¹ ÷rr& Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù'tƒ $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ׎Î7yz ÇÊÏÈ
Artinya : “.  (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(QS. Lukman : 16)[33]

D.    Akhlak dalam berdakwah
Akhlak didalam berdakwah harus dimulai dari diri kita pribadi, yaitu kita harus mengerjakan sholat dan mengajak kepada kebaikan dan selalu bersabar atas segala cobaan yang merintangi jalan dakwah, karena sesuatu yang baik itu pasti ada tantangannya, hal ini telah diajarkan Lukman kepada anaknya agar kita bisa meneladaninya, sebagaimana firman Allah dalam Qur’an surat Lukman ayat 17, yang berbunyi :
¢Óo_ç6»tƒ ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ
Artinya : “Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.(QS. Lukman: 17)[34]

E.     Akhlak dalam bergaul
  Dalam kehidupan bermasyarakat seorang anak muslim juga harus memiliki akhlak yang islami, yaitu tidak boleh menampakan kesombongan, karena baju kesombongan itu hanya Allah SWT yang berhak memakainya. Sebagaimana firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat 18, yang berbunyi :
Ÿwur öÏiè|Áè? š£s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9qãsù ÇÊÑÈ
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(QS. Lukman: 18)[35]

Begitu juga dalam bergaul dengan masyarakat dan orang lain kita harus selalu rendah hati, dan bersikap sahaja, tidak berlebih-lebihan, sebagaimana firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat 19, yang berbunyi :

ôÅÁø%$#ur Îû šÍô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎŽÏJptø:$# ÇÊÒÈ
Artinya :“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.(QS. Lukman: 19)[36]

E.      KESIMPULAN DAN PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas, maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan anak Islam yaitu pendidikan anak yang qur’ani, artinya bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam qur’an.
Ada banyak ayat qur’an yang memuat tentang pendidikan anak didalam islam diantaranya adalah qur’an surat Lukman ayat 12 sampai dengan 19 yang memuat tentang nilai-nilai pendidikan agama atau tauhid dan pendidikan akhlak bagi anak islam.
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah semata , untuk itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan mutu pendidikan ke depan sangat kami harapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
As Shahim, Muhammad bin  Abdullah, 15 Kesalahan dalam mendidik anak, cara islami memperbaikinya, (Yogyakarta: Media Hidayah, 2002
As-Suyuthi, Abdurrahman Jalaluddin, Al Jami’ Ash-shagir fii ahadits al-basyir an-nadzir, (Beirut: Daar al-fikr, 1981)
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya, (Bandung:PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009) 
http://drmiftahulhudauin.multiply.com/journal/item/15,  downloaded,  30 November 2010 jam 14:49 WIB
http://id.shvoong.com/humanities/1668275-al-qur-dan-pendidikan-anak/ di download tanggal 25-11-2010, jam 1:24 WIB
Juwariyah, Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an,(Yogyakarta: Teras, 2010)
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 2005)
Rahman, M. Fauzi, Anakku, Kuantarkan kau ke surga, Panduan mendidik anak di usia baligh, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009)
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, cet III, 2009)
Ulwan, Abdullah Nashih, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Terj. Jamaludin Miri, cet. III jilid. 2 (Jakarta: Pustaka Amani, 1999)
____________________, Tarbiyatul ‘aulad fil-Islam,Terj. Saifullah Kamalie dkk (Semarang: asy-Syifa, cet III, 1981)


[1] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya, (Bandung:PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009) hlm. 2
[2] Departemen Agama RI, Al-Qur’an ..hlm. 562
[3] M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, cet III, 2009) hlm. 268
[4] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan..hlm. 523, ayat tersebut artinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka menyembah-Ku”
[6] M. Fauzi rahman, Anakku, Kuantarkan kau ke surga, Panduan mendidik anak di usia baligh, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), hlm. 19
[7] Juwariyah, Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an,(Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 69
[8] Abdurrahman Jalaluddin As-Suyuthi, Al Jami’ Ash-shagir fii ahadits al-basyir an-nadzir, (Beirut: Daar al-fikr, 1981) hlm. 287, nomor 2386
[9] Departemen Agama RI, Al-Qur’an…hlm. 543
[10] Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2007), hlm. 30
[11] M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an…hlm. 277
[12] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 2005), hlm. 328
[13] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 8
[14] Juwariyah, Pendidikan..hlm. 47
[15] M. Quraish Shihab, Membumikan..hlm. 269, menurut Quraish Shihab, kata Takwa didalam al qur’an mencakup semua bentuk dan tingkat kebajikan dan karenanya ia merupakan wasiat Tuhan kepada seluruh makhluk dengan berbagai tingkatnya sejak nabi hingga orang-orang awam
[16] Juwariyah, Pendidikan..hlm. 3, bandingkan dengan M. Quraish Shihab, Membumikan..hlm. 270
[17] M. Quraish Shihab, membumikan..hlm.273-276
[18] Juwariyah, pendidikan…hlm. 47-48
[19] Muhammad bin  Abdullah As Shahim, 15 Kesalahan dalam mendidik anak, cara islami memperbaikinya, (Yogyakarta: Media Hidayah, 2002), hlm. 6, lihat juga, Mansur, Pendidikan anak, hlm. 5, Fauzi Rachman, Anakku…hlm. 19
[20] Departemen Agama RI, Al-Qur’an…hlm. 488-489
[21] Juwariyah, Pendidikan..hlm. 70
[22] Departemen Agama RI, Al-Qur’an..hlm. 557
[23] Juwariyah, hlm. 73, bandingkan dengan, Mansur, hlm 7
[24] Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul ‘aulad fil-Islam,Terj. Saifullah Kamalie dkk (Semarang: asy-Syifa, cet III, 1981), hlm 3-15
[25] Urgensi pendidikan anak dalam Islam dalam http://drmiftahulhudauin. multiply.com/journal/item/11, didownload tanggal, 2 Desember 2010, jam 06. 55 WIB
[27] Departemen Agama RI, Al Qur’an…hlm. 560
[28] Fauzi Rahman, Anakku, kuantarkan…hlm. 21
[29] Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Terj. Jamaludin Miri, cet. III jilid. 2 (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), hlm. 376-465
[30] Departemen Agama, al-Qur’an...hlm. 412
[31] Departemen Agama, al-Qur’an...hlm. 412
[32] Ibid...hlm. 413
[33] Ibid
[34] Ibid
[35] Ibid
[36] Ibid

Tidak ada komentar: