LANGKAH-LANGKAH
DAN METODE PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADITS
(Menulis atau Menyalin Al-Qur’an dan
Hadits)
Oleh : Kasan As’ari, M.Pd.I
A. PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan
ke dunia yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab
Allah adalah salah satu rukun iman yang ke tiga. Beriman kepada Al-Qur’an harus
dibuktikan dengan mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Mempelajari Al-Qur’an adalah kunci sukses hidup dunia dan akhirat. Dengan
mempelajari Al-Qur’an maka seseorang akan mempunyai banyak pengetahuan yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Mempelajari Al-Qur’an berarti belajar
membunyikan huruf-hurufnya dan menulisnya. Tentunya tingkatan ini adalah
tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an
pada tingkatan selanjutnya. Pada tingkatan lanjutan mungkin seseorang bisa
mempelajari Ulumul Qur’an dan tafsir Al-Qur’an. Namun untuk menuju kepada
tingkatan ini seseorang harus menempuh tingkatan awal yaitu membaca dan menulis
Al-Qur’an.
Diantara tugas yang memerlukan keseriusan yang sangat dan kepedulian yang ekstra dari setiap pendidik adalah tugas mencari metode terbaik untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak- anak, sebab mengajarkan Al-Qur’an ( kepada mereka ) merupakan salah satu pokok dalam ajaran Islam.
Tujuannya adalah agar mereka tumbuh sesuai dengan
fitrahnya dan hati merekapun bisa dikuasai cahaya hikmah, sebelum dikuasai hawa
nafsu dengan berbagai nodanya yang terbentuk melalui kemaksiatan dan kesesatan.
Para sahabat telah mengetahui urgensi memelihara Al-Qur’an dan pengaruhnya. Oleh karena itu menurut Abdul Mukti (1987,214) Rasulullah menganjurkan
kepada umatnya untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak- anaknya sesuai dengan
anjuran Nabi.
وقا ل النبي صلى الله عليه وسلم , خيركم من تعلم ا لقران
وعلمه (رواه البخار)
Artinya : “
Nabi Muhammad SAW bersabda, sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an
dan mengajarkannya” (HR. Bukhori)
Diadalam Hadits yang lain Rasulullah SAW juga bersabda :
وقال
ابن مسعود : اقرءواالقران فانكم تؤجرون عليه بكل حرف عشر حسنات اماانى لااقول
الحرف الم ولكن الالف حرف واللام حرف والميم حرف (رواه الترمذى)
Artinya : “Telah
berkata Ibnu Mas’ud, bersabda Nabi SAW; Bacalah olehmu Al-Qur’an, maka
sesungguhnya kamu akan diberi pahala dengan setiap huruf itu sepuluh kabaikan.
Tidak lah aku katakan Alif Lam Mim, itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam
satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. At-Tumudzi)
Berdasarkan Hadits diatas banyak sekali kebaikan dan keutamaan yang
akan diterima oleh orang yang membaca Al-Qur’an. Secara logika apabila yang
membaca saja banyak sekali keutamaannya apalagi orang yang menuliskannya tentu
lebih banyak dan lebih utama, karena orang membaca itu tentunya melafalkan
bunyi tulisan. Tidak mungkin orang akan bisa
membaca tanpa ada tulisan yang tertera dan tersusun atas huruf demi huruf, kata
demi kata dan membentuk kalimat.
Karena itu menurut Ahmad Syarifudin (2005,76) belajar menulis dan
menyalin Al-Qur’an juga tidak kalah mulianya dengan belajar membaca (qiro’ah),
menterjemahkan, memahami dan mentafsirkannya. Karena dengan menulis Al-Qur’an
maka akan menjadi amal jariyah bagi kita, dimana apabila tulisan kita dibaca
oleh orang lain, maka kita akan medapatkan pahala dari apa yang kita tulis.
Rasulullah SAW bersabda :
ان ممايلحق المؤمن من
عمله وحسناته بعدموته : علمانشره وولداصالحاتركه أومصحفاورثه اومسجدا بناه
اوبيتالابن السبيل بناه اونهراأجراه اوصدقةاخرجهامن ماله فى صحته وحياته تلحقه بعد
موته (رواه ابن ماجه)
Artinya : “Sesungguhnya
amal dan kebajikan yang dapat menyusul orang mukmin setelah dia meninggal dunia
diantaranya yaitu : ilmu yang dia
sebarkan, anak sholeh yang dia tinggalkan, mushaf Al-Qur’an yang dia wariskan,
masjid yang dibangunnya, rumah tinggal bagi perantau yang dia bangun, sungai
yang dia alirkan (irigasi), dan sedekah harta yang dikeluarkannya saat sehat
dan hidup. Seluruh amal dan kebajikan ini akan menyusul orang mukmin
sepeninggalnya dari dunia.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dari Abu
Hurairah r.a)
Memang masih minim sekali, kalau bisa dikatakan hampir tidak ada
tulisan yang mengupas tentang metode menulis dan menyalin Al-Qur’an, padahal
ini sangat urgen sekali. Sebagaimana kita ketahui bahwa ruh keilmuan itu berada
pada tradisi tulis menulis. Untuk itu tulisan makalah yang sederhana ini
berusaha mengeksplorasi metode dan langkah-langkah pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits
materi menulis atau menyalin Al-Qur’an bagi siswa sekolah menengah pertama yang mana materi Al-Qur’an dan Hadits
terintegrasi dalam pelajaran agama islam yang hanya mendapatkan porsi 2 jam
pelajaran (2 X 40 menit) setiap minggu. Itupun harus dibagi dengan materi lain,
yaitu fikih, akhlak, aqidah dan sejarah, sehingga materi al-qur’an dan hadits
dengan indikator menyalin dan menulis hanya ada dikelas sembilan semester satu
dan semester dua.
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian
Metode Pendidikan
Kata ‘metode’ berasal dari
bahasa Yunani methodos yang berarti “cara atau jalan”. Didalam bahasa
inggris disebut method dan bahasa arab menterjemahkannya dengan thariqoh
dan manhaj. Didalam bahasa
Indonesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur dan berpikir
baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang sistematis untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Jadi metode pendidikan adalah cara yang teratur dan berpikir
baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran kepada peserta didik.
(Erwati Aziz: 2003, 79)
Metode juga berarti cara atau jalan yang ditempuh atau
dilalui untuk mencapai tujuan tertentu dan metode mengajar adalah jalan yang
harus dilalui untuk mengajar anak didik supaya dapat mencapai tujuan belajar
mengajar. (Ramayulis:2001,2)
Ada juga yang mengartikan metode mengajar adalah alat
atau cara untuk mencapai tujuan pengajaran, sedangkan metode dalam mengajar
adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami dan dipraktekan oleh siswa dengan baik. (A. Muardi C dan Paimun:
1982,39)
Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah suatu proses
mengubah anak didik, dimana sebelum dilibatkan dalam suatu kegiatan, anak didik
tersebut sesudah mengalami kegiatan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu
berhasil tidaknya suatu pengajaran ditentukan oleh berbagai macam
faktor diantaranya adalah faktor metode. Begitu juga dengan
pengajaran yang berbahasa Arab. Sumardi (1974: 7) menyatakan: "Dalam pengajaran bahasa
asing salah satu segi yang sering disoroti adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu
program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan.
Sebab metodelah yang menentukan isi dalam mengajarkan bahasa".
Hal ini menunjukkan, bahwa metode secara umum maupun metode
untuk pengajaran bahasa Arab bisa mengarahkan keberhasilan belajar anak didik
serta mendorong kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan
anak didik. Di samping itu metode Juga dapat memberikan inspirasi pada anak didik melalui
proses hubungan yang serasi antara pendidik dan anak didik seiring dengan tujuan
pendidikan (Muhaimin, 1993: 232).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode pendidikan adalah cara yang teratur, sitematis, dan teknik penyajian
materi pembelajaran yang disampikan oleh pendidik agar peserta didik dapat
menangkap, memahami dan melakukan materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
b. Metode
pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Ada beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran Al-Qur’an Hadits, diantaranya adalah :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu metode konvensional, metode ini
paling banyak dilakukan oleh para pendidik walaupun umurnya paling tua. Pola
interaksi dalam pembelajaran adalah satu arah (jarum suntik), dimana guru
memberikan informasi/pengetahuan secara aktif sedangkan siswa bersikap pasif
menerima informasi. (Jamal Ma’mur Asmani: 2010,139-140)
Menurut Fatah Syukur (2005,137) pada pola pembelajaran diatas, komunikasi
yang terjalin adalah satu arah dengan guru sebagai pusatnya (Teacher
centered), dimana guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah dan peserta
didik mendengarkan dan mencatat (anak didik pasif), gurulah yang merencanakan,
mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu. Pola ini banyak kelemahannya
diantaranya adalah : suasana kelas kaku, guru cenderung otoriter sebab hubungan
guru dengan anak didik seperti majikan dan bawahan, anak didik sudah faham apa
belum tentang materi yang disampaikan guru tidak bisa mengetahui dengan cepat.
2. Metode
Penugasan
Metode ini juga sudah lama dipraktekan para pendidik di
Indonesia. Biasanya metode ini dilakukan guru ketika tidak bisa masuk kelas
karena berhalangan, sehingga daripada kelas ramai maka siswa diberi tugas
mengerjakan sesuatu yang ada kaitannya dengan pelajaran saat itu. Metode ini
juga bisa berarti PR (pekerjaan rumah) bagi siswa, yaitu seperangkat tugas yang
harus diselesaikan oleh siswa diluar jam sekolah. (Arif Armai: 2002, 164)
3. Metode Drill/ Latihan
Karena langkah-langkah pembelajaran dalam makalah ini
menggunakan metode drill, maka untuk pembahasan metode drill penulis akan
menguraikan lebih detail dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode drill adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal
yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat
suatu asosiasi atau menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen.
(Shalahuddin: 1987, 100).
Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan
melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini:
1983,106)
Menurut Zuhairini (1983: 107) ada beberapa kelebihan
metode drill diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan
dan keterampilan yang diharapkan
b.
Para murid akan memiliki pengetahuan siap.
c.
Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara
rutin dan disiplin.
Sedangkan kelemahan metode drill adalah sebagai berikut :
a.
Menghambat bakat dan inisiatif siswa
b.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c.
Membentuk kebiasaan yang kaku
d.
Menimbulkan verbalisme
4. Metode Sorogan
Sorogan adalah ciri khas pembelajaran model pesantren,
dimana santri satu persatu maju, untuk menyetorkan penguasaan ilmunya kepada
guru/ustadz, atau santri tersebut akan mendapatkan tambahan ilmu dari ustadz
akan tetapi dengan model pelayanan individu. (Arif Armai: 2002,150)
c. Syarat-syarat
menguasai materi Menulis atau Menyalin Al-Qur’an Hadits
Untuk bisa menguasai materi menulis atau menyalin
Al-Qur’an Hadits, ada beberapa syarat atau kemampuan dasar yang harus dikuasai,
diantaranya adalah :
1.
Harus hapal bacaan ayat Al-Qur’an atau redaksi Hadits
tersebut.
Tidak mungkin seseorang bisa menuliskan ayat
Al-Qur’an tanpa terlebih dahulu menghafalkan lafal ayat tersebut. Begitu juga
dengan menuliskan redaksi Hadits juga harus menghafalkan lafal redaksi hadits
tersebut.
Menurut Sa’dullah (2008,52-54) ada beberapa
metode dalam mempermudah menghafal Al-Qur’an, diantaranya adalah :
-
Bi Nazhar yaitu membaca berulang-ulang dengan melihat
mushaf.
-
Tahfizh yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat
yang telah dibaca secara bi Nazhar.
-
Talaqqi yaitu menyetorkan
atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafalkan kepada seorang guru
atau instruktur.
-
Takrir yaitu mengulang hafalan atau men-sima’-kan yang
pernah dihafalkan kepada guru yang
hafal.
-
Tasmi’ yaitu memperdengarkan hafalan baik kepada
perseorangan maupun kelompok jama’ah
2.
Harus menguasai kaidah penulisan huruf arab
Untuk bisa menulis atau menyalin ayat
Al-Qur’an dan Hadits seseorang harus menguasai huruf hija’iyah. Huruf-huruf itu ada yang dapat menyambung dan
disambung, ada yang bisa disambung tetapi tidak bisa menyambung. Masing-masing
mempunyai bentuk huruf sesuai posisinya (di depan, tengah, belakang atau
terpisah). Sebagaimana dalam tabel berikut :
contoh
|
Di akhir
|
Di tengah
|
Di awal
|
Berdiri
sendiri
|
Bunyi
|
Nama
|
ا
ا ا
|
ـــــــا
|
ـــ
|
ـــ
|
ا
|
-
|
Alif
|
بــــبـــب
|
ـــــــب
|
ـــبــــ
|
بـــــــ
|
ب
|
b
|
Ba
|
تــتــــت
|
ـــــــت
|
ــــتـــــ
|
تـــــــ
|
ت
|
t
|
Ta
|
ثــــثـــث
|
ـــــــث
|
ـــــثــــ
|
ثـــــــ
|
ث
|
ts
|
Tsa
|
جـــجــج
|
ـــــــج
|
ـــجـــــ
|
جــــــ
|
ج
|
j
|
Jim
|
حـــحـــح
|
ـــــــح
|
ــــحــــ
|
حــــــ
|
ح
|
ch
|
ha
|
خــخـــخ
|
ـــــــخ
|
ـــــخــــ
|
خــــــ
|
خ
|
kh
|
Kho
|
د
د د
|
ـــــــد
|
ـــ
|
ـــ
|
د
|
d
|
Dal
|
ذ
ذ ذ
|
ـــــــذ
|
ـــ
|
ـــ
|
ذ
|
dz
|
Dzal
|
ر
ر ر
|
ــــــر
|
ـــ
|
ـــ
|
ر
|
r
|
Ra
|
ز
ز ز
|
ــــــز
|
ـــ
|
ـــ
|
ز
|
z
|
Za
|
ســســس
|
ـــــس
|
ـــســـ
|
ســـــ
|
س
|
s
|
Sin
|
شــشــش
|
ـــــش
|
ــــشـــ
|
شـــــ
|
ش
|
sy
|
Syin
|
صــصــص
|
ــــص
|
ــــصـــ
|
صــــ
|
ص
|
sh
|
Shod
|
ضــضــض
|
ــــض
|
ــــضـــ
|
ضــــ
|
ض
|
dh
|
Dhad
|
طــطـــط
|
ــــــط
|
ــــطـــ
|
طــــــ
|
ط
|
th
|
Tha
|
ظـــظـــظ
|
ــــــظ
|
ـــــظـــ
|
ظــــــ
|
ظ
|
zh
|
Zho
|
عــعــــع
|
ــــــع
|
ـــــعــــ
|
عــــــ
|
ع
|
‘
|
‘ain
|
غـــغـــغ
|
ــــــغ
|
ـــــغـــ
|
غــــــ
|
غ
|
gh
|
Ghain
|
فـــفــــف
|
ــــــف
|
ـــــفــــ
|
فـــــــ
|
ف
|
f
|
Fa
|
قـــقــــق
|
ــــــق
|
ـــــقـــ
|
قــــــ
|
ق
|
q
|
Qaf
|
كـــكـــك
|
ــــــك
|
ــــكــــ
|
كــــــ
|
ك
|
k
|
Kaf
|
لـــلــــل
|
ــــــل
|
ــــلــــ
|
لــــــ
|
ل
|
l
|
Lam
|
مـــمــــم
|
ــــــم
|
ــــمــــ
|
مـــــ
|
م
|
m
|
Min
|
نـــنـــن
|
ــــــن
|
ــــنــــ
|
نـــــ
|
ن
|
n
|
Nun
|
و
و و
|
ــــــــو
|
ـــ
|
ـــ
|
و
|
w
|
Wawu
|
هـــهـــه
|
ــــــــه
|
ـــهــــ
|
هــــــ
|
ه
|
h
|
Ha
|
ـــــــلا
|
ـــــــلا
|
—
|
لا
|
l
|
Lam alif
|
|
—-
|
—
|
—-
|
ء
|
‘
|
Hamzah
|
|
يــيـــي
|
ــــــي
|
ـــــيـــ
|
يــــــ
|
ي
|
y
|
Ya
|
3.
Lebih diutamakan menguasai ilmu Nahwu-Shorof
Orang yang akan menyalin ayat atau hadits akan
lebih bagus dan lancar apabila yang bersangkutan menguasai ilmu nahwu-shorof
yaitu ilmu yang membahas tentang tata bahasa arab dan kedudukannya dalam jumlah
(kalimat). Akantetapi karena cabang ilmu ini tidak diajarkan di Sekolah
Menengah maka siswa hanya bisa mengandalkan 2 syarat diatas yaitu hafalan dan
teknik penyambungan huruf hijaiyah.
d. Langkah-Langkah
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Dengan Metode Drill Model Permainan Kertas Lipat
Dalam menguraikan langkah-langkah ini penulis akan
memaparkan langkah kegiatan yang bersifat praktis dilapangan dengan mengambil
contoh materi pada kelas 9 sekolah menengah pertama :
SMP/MTs :
SMP N 1 LIMBANGAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester :
IX/I
Standar Kompetensi : 1. Memahami Ajaran Al Qur'an Surah At Tin
Kompetensi Dasar : 1.4 Menyalin QS. At Tin dengan baik dan benar
Indikator
: 1.4.1 Menyalin
potongan ayat QS.
At Tin dengan baik dan benar
1.4.1 Menyalin keseluruhan QS. At
Tin dengan baik dan benar
Alokasi waktu : 2 X 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa dapat menyalin potongan QS. At Tin dengan baik dan benar dan penuh tanggung jawab serta kejujuran
2.
Siswa dapat menyalin QS. At Tin secara keseluruhan dengan baik dan benar dan penuh tanggung jawab serta kejujuran.
B. Materi Pembelajaran
1. Menyalin potongan QS. At Tin ayat 1,2 dan 3
ÈûüÏnG9$#ur ÈbqçG÷¨9$#ur ÇÊÈ ÍqèÛur tûüÏZÅ ÇËÈ #x»ydur Ï$s#t7ø9$# ÂúüÏBF{$# ÇÌÈ
2. Menyalin QS. Qs. At
Tin secara keseluruhan
ÈûüÏnG9$#ur ÈbqçG÷¨9$#ur ÇÊÈ ÍqèÛur tûüÏZÅ ÇËÈ #x»ydur Ï$s#t7ø9$# ÂúüÏBF{$# ÇÌÈ ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ ¢OèO çm»tR÷yu @xÿór& tû,Î#Ïÿ»y ÇÎÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßgn=sù íô_r& çöxî 5bqãYøÿxE ÇÏÈ $yJsù y7ç/Éjs3ã ß÷èt/ ÈûïÏe$!$$Î/ ÇÐÈ }§øs9r& ª!$# È/s3ômr'Î/ tûüÉKÅ3»ptø:$# ÇÑÈ
C. Pendekatan dan Methode Pembelajaran
1.
Pendekatan : Psikologi dan Keagamaan
2.
Drill :
Siswa diberikan latihan-latihan menulis dan menyalin QS. At-Tin Mulai dari
potongan ayat sampai sempurna satu surat.
D. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan (10 menit)
a. Memberi
salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah, berdo'a dan membaca QS. At-Tin bersama-sama.
b. Menjelaskan
materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai
c. Guru memotivasi siswa,
akan pentingnya materi menulis dan menyalin QS. At-Tin.
d. Guru mengecek, apakah ada
siswa yang belum hafal QS. At-Tin ayat 1-8, apabila masih ada diharuskan
menghafalkan dulu.
2. Kegiatan
Inti (60 Menit)
a. Guru memberikan
rambu-rambu kesulitan/kesalahan yang biasa terjadi dalam menguasai materi ini,
dengan menunjukan langsung pada ayat-ayat tersebut.
b. Siswa
berlatih menulis QS. At-Atin ayat demi ayat dengan mencontoh potongan ayat disebelah
kanannya
c. Guru
membimbing siswa cara menulis QS. At-Tin dengan khot baik yang benar.
d. Guru
menyuruh siswa duduk berhadapan, kemudian guru memberikan lembar latihan
menulis QS. At-Tin.
e. Siswa
mencermati potongan ayat pada baris pertama selama 1 menit, kemudian melipat
kertas pada tanda lipat, dilanjutkan menulis ulang ayat yang tadi dicermati
selama 3 menit.
f. Siswa
menyerahkan hasil tulisannya kepada teman dihadapannya, begitu juga sebaliknya,
teman didepannya menyerahkan hasil tulisannya untuk dikoreksi selama 1 menit.
Kemudian kalau ada kesalahan tulis diberi tanda.
g. Siswa
melanjutkan mencermati potongan ayat pada baris kedua selama 1 menit, kemudian
melipat kertas pada tanda lipat, dilanjutkan menulis ulang ayat yang tadi
dicermati selama 3 menit.
h. Siswa
menyerahkan hasil tulisannya kepada teman dihadapannya, begitu juga sebaliknya,
teman didepannya menyerahkan hasil tulisannya untuk dikoreksi selama 1 menit.
Kemudian kalau ada kesalahan tulis diberi tanda. (proses ini dilanjutkan sampai
baris keempat).
i. Guru
memberikan post test, dengan menyuruh siswa menuliskan QS. At-Tin ayat 4 dan 6, lengkap dengan harokatnya
selama 2 menit.
3. Kegiatan
Penutup
a. Guru dan
siswa melakukan refleksi, apakah pembelajaran hari ini bermanfaat atau tidak,
apakah menyenangkan apa tidak.
b. Siswa
bersama-sama membaca surat QS. At-Tin sebagai penutup kegiatan pembelajaran
E. Alat / Sumber belajar
1. Al
Qur'an 2. Kertas Lipat yang sudah
didesain ukuran folio.
F. Penilaian
1. Tulislah
QS. At Tin ayat 4 lengkap dengan baik
dan benar !
2. Tulislah
QS. At- Tin ayat 6 lengkap dengan harokatnya dengan baik dan benar !
Kunci Jawaban
1.
s)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s?
2.
wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßgn=sù íô_r& çöxî 5bqãYøÿxE
Pedoman Penskoran (Evaluasi hasil)
1.
Jika Tulisan huruf, penyambungan dan syakal betul semua, maka nilai
50, jika salah 1, nilai 40, salah 2 nilai 30, salah 3 nilai 20, salah lebih
dari 3 maka nilai 10.
2.
Jika Tulisan huruf, penyambungan dan syakal betul semua, maka nilai
50, jika salah 1, nilai 40, salah 2 nilai 30, salah 3 nilai 20, salah lebih
dari 3 maka nilai 10.
Pedoman
Penskoran (Evaluasi Proses)
Jika Siswa mengikuti pelajaran dengan aktif, antusias, jujur dan
bertanggung jawab maka nilai 20, Jika kurang aktif, tapi bertanggung jawab (mengerjakan
latihan) maka nilai 10, Jika siswa mengikuti pelajaran tapi tidak aktif dan
tidak bertanggung jawab (tidak menegrjakan lembar latihan) maka nilai 5.
Nilai akhir
Evaluasi hasil ditambah Evaluasi proses dibagi 120, kemudian
dikalikan 100
C. KESIMPULAN/PENUTUP
Diantara tugas pendidik yang memerlukan
keseriusan dan kepedulian yang ekstra adalah tugas mencari metode terbaik untuk
mengajarkan Al-Qur’an kepada anak- anak, sebab mengajarkan Al-Qur’an kepada siswa merupakan salah satu pokok dalam
ajaran Islam, dan metode sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan.
Belajar menulis dan menyalin Al-Qur’an juga tidak kalah mulianya
dengan belajar membaca (qiro’ah), menterjemahkan, memahami dan
mentafsirkannya. Karena dengan menulis Al-Qur’an maka akan menjadi amal jariyah
bagi kita, dimana apabila tulisan kita dibaca oleh orang lain, maka kita akan
medapatkan pahala dari apa yang kita tulis.
Ada banyak metode didalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, namun
didalam mengajarkan materi menulis dan menyalin Al-Qur’an, metode drill yang
dirasa paling efektif, karena metode ini menggunakan pendekatan langsung berupa
latihan-latihan yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.
Sebelum siswa mempelajari materi menulis dan menyalin Al-Qur’an
maka disyaratkan para siswa telah hafal ayat yang mau ditulis, sudah menguasai
kaidah menulis huruf arab dan alangkah baiknya kalau sudah menguasai ilmu
nahwu-shorof.
Demikian makalah ini saya sampaikan, kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan mutu pendidikan sangat saya harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Armai, Arif. (2002). Pengantar Ilmu dan Methodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press
Asmani, Jamal Ma’mur. (2001). Tips menjadi guru inspiratif, kreatif dan inovatif, Yogyakarta: Diva Press
Aziz, Erwati.
(2003). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Solo:
Tiga Serangkai
http://staff.undip.ac.id/sastra/fauzan/2009/07/22/menulis-huruf-arab/ di Unduh pada hari Ahad, 06 Februari 2011, jam 17.00 WIB
Muhaimin dan Abdul Mujib. (1993). Pemikiran Pendidikan Islam.
Bandung: Trigenda Kaiya.
Mukti, Abdul.
(1987), Manhalul ‘Irfan, Ilmu tajwid dan Adab Membaca Al-Qur’an, Bandung:
Sinar baru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi
Ramayulis. (2001). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulia
Sa’dullah. (2008). 9 Cara praktis menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema
Insani Press
Shalahuddin, Mahfud. (1987). Metodohgi Pengajaran Agama. Surabaya:
Bina Ilmu.
Sumardi,
Muljanto. (1974). Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi
Metodohgi., Jakarta: Bulan Bintang.
Syarifudin,
Ahmad.
(2005), Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, Cet-2,
Jakarta: Gema Insani Press
Syukur, Fatah. (2005). Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail
Zuhairini, dkk. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya:
Usaha Nasional.
1 komentar:
artikel yang menarik.....jangan lupa singgah di blog sya ya..duniapendidikan33.blogspot.com
Posting Komentar