MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB
Oleh : Kasan As’ari, M.Pd.I
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang masalah
Mengapa
belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan bisa bikin
frustasi ? menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab
Rosyidi (2008:95) hal ini disebabkan, karena belajar bahasa asing merupakan upaya untuk membangun situasi dan
kondisi baru dalam diri seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan pemilik bahasa asing tersebut. Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda
sama sekali dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam tataran sistem fonologi,
morfologi, maupun sintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan
dengan kondisi bahasa ibunya.
Apapun
kondisinya mempelajari bahasa asing khususnya bahasa arab dimulai setelah
seseorang memiliki tradisi berbahasa sendiri yang sudah mengakar dalam
pikirannya, dan juga bahasa arab dianggap sebagai bahasa kelas tiga, yaitu
setelah bahasa ibu dan bahasa indonesia, sehingga diperlukan pengondisiaan
untuk siap menerima tradisi berbahasa yang baru. Oleh karena itulah berbagai
kiat atau strategi perlu dilakukan terus menurus, ketika mempelajari bahasa
asing, termasuk didalamnya bahasa arab. Hal ini disebabkan proses
yang komplek dalam pengajaran bahasa arab, yaitu ada empat ketrampilan yang ingin dicapai diantaranya ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan ketrampilan menulis. Keempat ketrampilan tersebut menuntut strategi, methode, dan media yang berbeda sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan menghindari kejenuhan (Abdul Hamid dkk, 2008:161).
yang komplek dalam pengajaran bahasa arab, yaitu ada empat ketrampilan yang ingin dicapai diantaranya ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan ketrampilan menulis. Keempat ketrampilan tersebut menuntut strategi, methode, dan media yang berbeda sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan menghindari kejenuhan (Abdul Hamid dkk, 2008:161).
Syarat
minimal yang harus dimiliki oleh guru bahasa arab adalah penguasaan materi,
ketrampilan berbahasa dan ketrampilan mengajarkannya. Disamping itu seorang
guru juga harus kaya akan metode pengajaran atau teknik pengajaran dan yang
tidak kalah penting adalah menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik
materi yang ingin dicapai dan karakteristik siswa. Penggunaan media dalam
pengajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas
prosentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki
oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung
melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya
(Azhar Arsyad, 2004:75).
Karena
itu media dalam pembelajaran bahasa mempunyai peranan yang sangat penting, agar
proses belajar mengajar menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan sikap dan
minat peserta didik. Guru didalam mengajarkan bahasa arab harus memanfaatkan
media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga proses
pembelajaran dan hasil yang dicapai bisa optimal (Abdul Hamid, 2008:170)
Walaupun
penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab sangat penting akan tetapi
menurut Umi Machmudah (2008:97) masih banyak guru-guru bahasa arab yang enggan
menggunakan media, alasan mereka adalah penyediaan media membutuhkan biaya dan
waktu yang cukup besar, sehingga pembelajaran bahasa arab yang terjadi pada
pendidikan islam terkesan monoton dan siswa mengalami kebosanan.
Untuk
itu perlu adanya alternatif bagi guru didalam mengajarkan bahasa arab, yaitu
memanfaatkan media pembelajaran yang bisa merangsang pikiran dan minat peserta
didik serta fleksibel, artinya media itu bisa digunakan oleh semua siswa dan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bisa dimanfaatkan dimana saja, kapan
saja siswa membutuhkan. Alternatif yang
ditawarkan penulis yaitu dengan menggunakan media Sam’iyyah-Bashariyah (Audio-Visual),
karena media ini bisa dimanfaatkan oleh semua orang dimana saja, kapan saja
asal tersedia televisi, VCD Player atau komputer. Media ini memiliki kelebihan
yaitu siswa terlibat langsung, dimana mata melihat langsung teks, atau aksent
orang yang berbicara, tangan atau anggota tubuh terlibat aktif dan dapat
diulang-ulang kalau belum faham (Abdul Hamid, 2008:178)
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Media Pembelajaran Bahasa
Dadang
Supriatna dalam modul “pengenalan media pembelajaran, Bahan ajar untuk
Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB,(2009:3) mengatakan, bahwa media merupakan
bentuk jamak dari
kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”, media dapat
diartikan sebagai segala
sesuatu yang menjadi perantara atau
penyampai informasi dari
pengirim pesan kepada penerima pesan.
Menurut
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry dalam kamus ilmiah populer (1994:448) yang diterbitkan oleh Arkola
Surabaya, Media berarti perantara (informasi), penengah, wahana, dan wadah.
Sedangkan
Arif S. Sadiman dkk. (2003:6) dalam bukunya “Media Pendidikan, pengertian,
pengembangan dan pemanfaatanya” menyatakan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan dan minat serta perhatiaan
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut
Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2002:11)
memberi pengertian media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belahar mengajar.
Rohmat (2010:6)
dalam bukunya “Media Pembelajaran, suatu pengantar” mendefinisikan media
pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menimbulkan
rangsangan terjadinya proses belajar mulai yang paling sederhana dan mudah digunakan
yaitu suara guru, sampai yang merupakan peralatan serba komplek seperti video
tape recorder, dengan syarat semua alat/media tersebut dipersiapkan untuk
mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Menurut
I Wayan Santyasa (2007:3) dalam makalahnya tentang “Landasan konseptual
media pembelajaran” mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan
tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan
definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang terencana, terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan atau
isi pelajaran sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan,
dan prilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi media pembelajaran bahasa arab adalah
media pembelajaran yang terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi
bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran
bahasa arab.
2.
Asas dan
prinsip pembelajaran Bahasa arab
Menurut
Abdul Hamid (2008:163) dalam pembelajaran bahasa arab asas yang dianjurkan
untuk digunakan adalah asas kebermaknaan, konsep penting yang mendasari asas
ini adalah :
a.
Bahasa merupakan alat untuk
mengngkapkan makna yang diwujudkan melalui kosakata dan tata bahasa. Dengan
demikian, kosakata dan tata bahasa berperan sebagai alat pengungkapan makna
yang berupa gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan.
b.
Makna ditentukan oleh lingkup
kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan
kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman
lintas budaya.
c.
Makna dapat diwujudkan
melalui ungkapan yang berbeda, baik lisan maupun tulisan. Suatu ungkapan dapat
mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan
digunakan. Keberagaman ungkapan diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan
dan tulisan.
d.
Belajar bahasa asing adalah
belajar berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari (bahasa sasaran), baik
secara lisan maupun tulisan. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh
pembelajaran unsur-unsur bahasa tersebut.
e.
Motivasi belajar siswa
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar.
Motivasi ini banyak ditentukan oleh tingkat kebermaknaan bahan pelajaran dan
kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan
bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting
dalam memotivasi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
f.
Bahan pelajaran dan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan,
pengalaman, minat, tata nilai dan masa depan siswa. Oleh karena itu
faktor-faktor tersebut harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelajaran bahasa arab agar lebih bermakna bagi siswa.
g.
Dalam kegiatan pembelajaran,
siswa harus diperlakukan sebagai subyek utama, bukan hanya sebagai obyek,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan
ketrampilan berbahasa.
Menurut
(Abdul Hamid, 2008:166-167) Ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran bahasa arab, diantaranya:
1.
Berpusat pada siswa
2.
Belajar dengan keteladanan
dan pembiasaan,
3.
Mengembangkan kemampuan
sosial
4.
Mengembangkan fitrah
bertauhid, keingintahuan dan imajinasi
5.
Mengembangkan ketrampilan
memecahkan masalah
6.
Mengembangkan kreatifitas
siswa
7.
Mengemabangkan kefahaman
nilai dan penggunaan ilmu dan teknologi
8.
Menumbuhkan kesadaran sebagai
warga negara yang baik
9.
Belajar sepanjang hayat
10.
Keterpaduan kompetensi,
kerjasama, dan solidaritas.
3.
Urgensi
Penggunaan Media dalam Pembelajaran Bahasa.
Menurut
John Lannon (1982:261) yang dikutip oleh Azhar Arsyad, mengemukakan bahwa media
pembelajaran itu penting karena dapat :
1.
Menarik minat siswa
2.
Meningkatkan pengertian siswa
3.
Memberikan data yang
kuat/terpercaya
4.
Memadatkan informasi
5.
Memudahkan menafsirkan data
Sedangkan
Umi Machmudah (2008:100), menambahkan bahwa media pembelajaran dianggap penting
karena kegunaannya, diantaranya :
1.
Memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata tertulis atau lisan)
2.
Mengatasi keterbatasan ruang,
waktu, dan daya indera, seperti :
-
Obyek yang terlalu besar,
bisa digantikan dengan realita, gambar, film, bingkai, film atau model.
-
Obyek yang kecil, bisa
dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
- Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse
atau high-speed photography.
- Kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
- Obyek
yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
3.
Dengan menggunakan media
pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif peserta
didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :
- Menimbulkan
gairah/semangat belajar
- Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan
kenyataan
- Memungkinkan
peserta didik, belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
- Memudahkan
untuk menggali informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan Rohmat (2010:11)
melihat urgensi media pembelajaran dari proses belajar mengajar, yaitu
berfungsi untuk menghindari hambatan/gangguan komunikasi dalam proses belajar
mengajar, diantaranya:
-
Menghindari terjadinya
verbalisme
-
Membangkitkan
minat/motivasinya
-
Menarik perhatian murid
-
Mengatasi keterbatasan,
ruang, waktu dan ukuran
-
Mengaktifkan siswa dalam
kegiatan belajar.
-
Mengefektifkan pemberian
rangsangan untuk belajar.
4.
Kriteria
pemilihan media pembelajaran bahasa yang baik.
Rohmat
(2010:16), menyatakan bahwa didalam memilih media pembelajaran, hendaknya kita
memperhatikan syarat-syaratnya, yaitu;
a.
Sesuai dengan tujuan
instruksional yang akan dicapai, apakah media tersebut dapat dipakai untuk mencapai
tujuan instruksional ?
b.
Sesuai dengan anak yang
belajar. Apakah media yang dipilih itu benar-benar menarik perhatiaan anak ?
c.
Ketersediaan bahan media.
Dapatkah media itu diperoleh dengan mudah? Apakah tersedia bahan untuk
memproduksi media yang dipilih ?
d.
Biaya pengadaan, apakah
seimbang dengan manfaatnya ?
e.
Kualitas/mutu teknik. Apakah
media yang dipilih kualitasnya masih baik ?
Selain
itu menurut (Thorn, 1995) yang dikutip oleh
Abdul Hamid (2008:179) ada enam
kriteria untuk memilih media yang interaktif, yaitu; kriteria pertama adalah
kemudahan navigasi, dimana sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin
sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajarkomputer dahulu. Kriteria yang
kedua adalah kandungan kognisi. Kriteria yang ketiga adalah pengetahuan dan
presentasi informasi. Kriteria keempat adalah integrasi media dimana harus
mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Kriteria
yang kelima yaitu tampilan yang menarik dan artistik. Kriteria keenam yaitu
penilaian yang menyeluruh, artinya setelah belajar pembelajar harus benar-benar
merasa dirinya sudah belajar.
5.
Media Pembelajaran
dalam Bahasa Arab.
Menurut (
Al Fauzan, dkk: 2003) yang dikutip oleh (Abdul Hamid, 2008:174) media
pembelajaran bahasa arab secara umum dpat diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu; (1). Media perangkat/peralatan (Al ajhihah), (2). Media materi
pembelajaran (al mawad al ta’limiyah al ta’allumiyah), dan (3). Kegiatan
penunjang pembelajaran (Al Nasyathath al ta’limiyah). Sedangkan ditinjau
dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk
memperoleh pengetahuan, media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu; 1).
Media visual (bashariyah), 2). Media Audio (sam’iyyah), 3). Media
audio visual (Sam’iyyah bashariyah).
Sedangkan
(Rohmat: 2010:31) menambahkan selain tiga media itu ada lagi media raba, media
kecap dan media bau atau cium.
Media Bashariyah
dapat berupa benda-benda alamiah, orang, kejadian dan gambar-gambar dll. Dalam
konteks pembelajaran bahasa arab, media visual dapat digunakan terutama untuk
pengenalan mufrodat dan pola kalimat (Abdul Hamid, 2008:176).
Bagi
anak didik yang memiliki gaya belajar visual, maka harus banyak membuat
gambar-gambar dan simbol dalam catatan mereka, hal yang paling bagus adalah
memulai dengan peta pikiran secara keseluruhan. Hal ini bisa didapatkan dengan
membaca sekilas dari gambaran umum (Bobbi DePorter, 2000:168). Peta pikiran
secara keseluruhan bisa kita terapkan pada penguasaan bentuk kalimat (‘irab)
didalam bahasa arab, yaitu dengan membuat peta pikiran antara kalimat isim,
kalimat fi’il, kalimat jar, dan kalimat jazm.
Selain
memiliki kelebihan seperti tersebut diatas,
media visual juga memiliki kelemahan yaitu kurang menarik karena tanpa
ada suara yang mengikuti, atau disebut gambar bisu, sehingga ketika melafalkan
suatu bunyi atau Aksen maka siswa tidak bisa menirukan. Media ini juga memiliki
kelemahan untuk diterapkan pada siswa yang mengalami gangguan penglihatan seperti
terkena sakit mata (rabun, minus atau plus, atau buta warna). Media ini juga
kurang efektif apabila diterapkan pada anak didik yang memiliki gaya belajar
audio, karena anak yang memiliki gaya belajar audio akan lebih menagkap isi
pesan pelajaran yang berupa bunyi daripada gambar.
Media Sam’iyyah
(Audio) dapat berupa suara rekaman, pita kaset, tape recorder, radio, atau
bunyi-bunyi alam sekitar. Didalam pembelajaran bahasa arab media ini cocok
untuk mengetahui aksen suatu kalimat, Makhorijul huruf dan melatih pemahaman
kita akan bahasa arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi
pelajar yang memiliki tipe belajar auditorial atau sam’iyyah, belajar
akan lebih menyenangkan apabila dengan cara mendengarkan, baik mendengarkan
cerita, pidato, keterangan maupun dalam bentuk lagu-lagu (Bobbi DePorter,
2000:168). Pelajar dengan tipe ini apabila belajar mandiri biasanya lebih suka
dengan membaca buku secara keras, atau paling tidak telinganya bisa
mendengarkan, sambil mendengarkan musik atau merubah pelajaran menjadi syair-syair
lagu. Didalam pelajaran bahasa arab media ini cocok diterapkan dalam memahami
teks yang berupa bunyi (listening), juga latihan muhadtsah
(percakapan) maupun Khitobah (Pidato).
Media Syam’iyyah
dalam pembelajaran bahasa arab memiliki kelemahan apabila diterapkan pada
anak yang memiliki gangguan pendengaran, kemudian daya serap anak terhadap
pesan yang disampaikan beragam, karena anak yang duduk didepan bisa menangkap
lebih jernih daripada anak yang duduk dibelakang. Media ini juga tidak cocok
diterapkan pada anak yang memiliki gaya belajar visual atau kinestetik, bahkan
suara-suara yang keluar untuk menyampaikan pesan pelajaran kadang dianggap
berisik dan mengganggu. Media sam’iyyah cenderung membuat model
pembelajaran monoton dan membosankan apabila tidak dikemas dalam bentul SCM (Student
Center Model), akantetapi media ini paling banyak dipakai oleh guru bahasa
arab karena biasanya guru tidak mau repot menyiapkan media pembelajaran bahasa arab yang berbentuk Basyariyah
dan Syam’iyyah Basyariyah karena membutuhkan waktu dan biaya yang
lebih (Neneng LM, 2010).
Media Syam’iyyah Bashariyah atau media
audio visual sebenarnya adalah gabungan dari media Sam’iyyah (Audio) dan
Bashariyah (Visual), jadi media ini selain menampilkan gambar-gambar atau
lukisan juga menampilkan suara sebagai ekspresi dari gambar tersebut. Media ini
dapat berupa benda-benda alamiah, orang, film, TV, VCD, Video, Komputer, Slide
dll. Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, media audio visual dapat digunakan
terutama untuk pengenalan muhadatsah (percakapan) dengan menggunakan
bahasa arab, mengetahui aksent dan ekspresi dalam pengucapan huruf dan kalimat,
mengetahui kebudayaan atau sosiografis masyarakat arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi
anak didik yang memiliki gaya belajar visual, media ini bisa digunakan, begitu
juga bagi anak yang memiliki gaya belajar auditorial. Belajar lebih baik bila melibatkan lebih dari
satu indera saja, seperti penggunaan indera dengar dan lihat secara bersamaan
akan lebih memberi stimulus yang lebih baik, karena jika mendengar, akan lupa,
jika melihat, akan ingat, dan jika melakukan, maka akan faham (Rohmat, 2010:45)
Selain
memiliki kelebihan seperti tersebut diatas,
media audio visual juga memiliki kelemahan yaitu tampilannya masih
sebatas dua dimensi, sehingga dari segi estetika kurang.
C.
Implikasi
dan penutup
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa implikasi dari penggunaan media
pembelajaran dalam pelajaran bahasa arab diharapkan bisa mengurangi kebosanan
peserta didik, sebaliknya peserta didik akan lebih bergairah dan tertarik
dengan pelajaran bahasa arab karena pelajaran lebih kreatif, atraktif dan tidak
monoton
Media
yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa arab adalah media Sam’iyyah, media
Bashariyah dan media Sam’iyyah Bashariyah. Setiap media memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing, karena tidak ada media yang terbaik
yang bisa diterapkan kapan saja, dimana saja, untuk itu peran guru sangat
penting didalam menganalisis kebutuhan media yang paling cocok, sesuai dengan
karakteristik siswa dan situasi yang ada.
Media Syam’iyyah
cocok digunakan dikelas yang memiliki rombongan pelajar dengan tipe belajar
auditorial, sedangkan media Bashariyyah sangat cocok digunakan pada
kelas yang memiliki tipe belajar visual. Media Sam’iyyah Bashariyah adalah
media yang sangat cocok digunakan pada kelas yang dihuni dengan tipe belajar
beragam, karena media ini bisa meminimalisir kekurangan yang ada pada media Sam’iyyah
dan Bashariyah.
Demikian
makalah ini saya sampaikan, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak,
yang punya perhatian terhadap kemajuan pendidikan sangat saya harapkan, karena
sebagai manusia saya tentu jauh dari sifat sempurna.
Daftar
Pustaka
A
Partanto, Pius dan Al Barry, M. Dahlan (2001), Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arkola
Arsyad,
Azhar (2004), Bahasa Arab dan Methode Pengajarannya, beberapa pokok pikiran,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter,
Bobbi, dkk (2000). Quantun Teaching, Mempraktikan quantum learning
diruang-ruang kelas, Bandung: Mizan Media Utama
Hamid,
Abdul dkk. (2008). Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Methode, Strategi,
Materi, dan Media, Malang: UIN-Malang Press
http://file.upi.edu/Direktori/A%20-20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR%20
SEKOLAH/ 194704171973032%20-%20MULIATI%20 PURWASASMITA / MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf,
di
Download pada tanggal, 2 November 2010, jam 08.11 WIB
http://kumpulan download/136-sekilas-tentang-media-audio-visual.html,
di download pada hari Selasa, 9 November 2010, jam 14.30 WIB.
Mahmudah,
umi dan Risyidi, Abdul Wahab (2008). Active learning dalam pembelajaran Bahasa
Arab, Yogyakarta: Sukses Offset
Neneng
LM, (2010) Model Pembelajaran Bahasa Arab yang terfokus pada Anak, Materi
Diklat Bahasa Arab bagi Guru MTs, pusdiklat keagamaan: Jakarta dalam situs http://kumpulan download/model pembelajaran
bahasa arab.htm, di download pada hari Selasa, 9 November 2010, jam 14.00 WIB.
Rohmat
(2010). Media Pembelajaran, suatu pengantar. Yogyakarta: Logung pustaka
Sandiman,
Arif S (2003). Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Santyasa,
I Wayan (2007). Makalah Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Bali:
Universitas Ganesha
Supriatna,
Dadang (2009), modul pengenalan media pembelajaran, bahan ajar untuk diklat
e-training PPPPTK TK dan PLB, Jakarta
Usman,
M. Basyirudin dan Asnawir (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar