Kamis, 15 November 2012

Media Pembelajaran Bahasa Arab


MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Oleh : Kasan As’ari, M.Pd.I

A.   PENDAHULUAN

1.   Latar belakang masalah
Mengapa belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan bisa bikin frustasi ? menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab  Rosyidi (2008:95) hal ini disebabkan, karena belajar bahasa asing  merupakan upaya untuk membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut. Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam tataran sistem fonologi, morfologi, maupun sintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya.
Apapun kondisinya mempelajari bahasa asing khususnya bahasa arab dimulai setelah seseorang memiliki tradisi berbahasa sendiri yang sudah mengakar dalam pikirannya, dan juga bahasa arab dianggap sebagai bahasa kelas tiga, yaitu setelah bahasa ibu dan bahasa indonesia, sehingga diperlukan pengondisiaan untuk siap menerima tradisi berbahasa yang baru. Oleh karena itulah berbagai kiat atau strategi perlu dilakukan terus menurus, ketika mempelajari bahasa asing, termasuk didalamnya bahasa arab. Hal ini disebabkan proses
yang komplek dalam pengajaran bahasa arab, yaitu ada empat ketrampilan yang ingin dicapai diantaranya ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan ketrampilan menulis. Keempat ketrampilan tersebut menuntut strategi, methode, dan media yang berbeda sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan menghindari kejenuhan (Abdul Hamid dkk, 2008:161).
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh guru bahasa arab adalah penguasaan materi, ketrampilan berbahasa dan ketrampilan mengajarkannya. Disamping itu seorang guru juga harus kaya akan metode pengajaran atau teknik pengajaran dan yang tidak kalah penting adalah menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik materi yang ingin dicapai dan karakteristik siswa. Penggunaan media dalam pengajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas prosentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya (Azhar Arsyad, 2004:75).
Karena itu media dalam pembelajaran bahasa mempunyai peranan yang sangat penting, agar proses belajar mengajar menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan sikap dan minat peserta didik. Guru didalam mengajarkan bahasa arab harus memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga proses pembelajaran dan hasil yang dicapai bisa optimal (Abdul Hamid, 2008:170)
Walaupun penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab sangat penting akan tetapi menurut Umi Machmudah (2008:97) masih banyak guru-guru bahasa arab yang enggan menggunakan media, alasan mereka adalah penyediaan media membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar, sehingga pembelajaran bahasa arab yang terjadi pada pendidikan islam terkesan monoton dan siswa mengalami kebosanan.
Untuk itu perlu adanya alternatif bagi guru didalam mengajarkan bahasa arab, yaitu memanfaatkan media pembelajaran yang bisa merangsang pikiran dan minat peserta didik serta fleksibel, artinya media itu bisa digunakan oleh semua siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bisa dimanfaatkan dimana saja, kapan saja  siswa membutuhkan. Alternatif yang ditawarkan penulis yaitu dengan menggunakan media Sam’iyyah-Bashariyah (Audio-Visual), karena media ini bisa dimanfaatkan oleh semua orang dimana saja, kapan saja asal tersedia televisi, VCD Player atau komputer. Media ini memiliki kelebihan yaitu siswa terlibat langsung, dimana mata melihat langsung teks, atau aksent orang yang berbicara, tangan atau anggota tubuh terlibat aktif dan dapat diulang-ulang kalau belum faham (Abdul Hamid, 2008:178)










B.   PEMBAHASAN

1.   Pengertian Media Pembelajaran Bahasa
Dadang Supriatna dalam modul “pengenalan media pembelajaran, Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB,(2009:3) mengatakan, bahwa media  merupakan  bentuk  jamak  dari  kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti  “antara”, media  dapat  diartikan  sebagai  segala  sesuatu  yang  menjadi perantara  atau  penyampai  informasi  dari  pengirim  pesan  kepada penerima pesan.
Menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry dalam kamus ilmiah populer  (1994:448) yang diterbitkan oleh Arkola Surabaya, Media berarti perantara (informasi), penengah, wahana, dan wadah.
Sedangkan Arif S. Sadiman dkk. (2003:6) dalam bukunya “Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatanya” menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan dan minat serta perhatiaan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2002:11) memberi pengertian media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belahar mengajar.
Rohmat (2010:6) dalam bukunya “Media Pembelajaran, suatu pengantar” mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menimbulkan rangsangan terjadinya proses belajar mulai yang paling sederhana dan mudah digunakan yaitu suara guru, sampai yang merupakan peralatan serba komplek seperti video tape recorder, dengan syarat semua alat/media tersebut dipersiapkan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Menurut I Wayan Santyasa (2007:3) dalam makalahnya tentang “Landasan konseptual media pembelajaran” mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang terencana, terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan, dan prilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi media pembelajaran bahasa arab adalah media pembelajaran yang terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
2.   Asas dan prinsip pembelajaran Bahasa arab
Menurut Abdul Hamid (2008:163) dalam pembelajaran bahasa arab asas yang dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan, konsep penting yang mendasari asas ini adalah :
a.    Bahasa merupakan alat untuk mengngkapkan makna yang diwujudkan melalui kosakata dan tata bahasa. Dengan demikian, kosakata dan tata bahasa berperan sebagai alat pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan.
b.   Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.    Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik lisan maupun tulisan. Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan digunakan. Keberagaman ungkapan diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan.
d.   Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari (bahasa sasaran), baik secara lisan maupun tulisan. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa tersebut.
e.    Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Motivasi ini banyak ditentukan oleh tingkat kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam memotivasi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
f.     Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai dan masa depan siswa. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai pembelajaran bahasa arab agar lebih bermakna bagi siswa.
g.    Dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus diperlakukan sebagai subyek utama, bukan hanya sebagai obyek, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasa.
Menurut (Abdul Hamid, 2008:166-167) Ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa arab, diantaranya:
1.   Berpusat pada siswa
2.   Belajar dengan keteladanan dan pembiasaan,
3.   Mengembangkan kemampuan sosial
4.   Mengembangkan fitrah bertauhid, keingintahuan dan imajinasi
5.   Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah
6.   Mengembangkan kreatifitas siswa
7.   Mengemabangkan kefahaman nilai dan penggunaan ilmu dan teknologi
8.   Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9.   Belajar sepanjang hayat
10.                Keterpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas.

3.   Urgensi Penggunaan Media dalam Pembelajaran Bahasa.
Menurut John Lannon (1982:261) yang dikutip oleh Azhar Arsyad, mengemukakan bahwa media pembelajaran itu penting karena dapat :
1.   Menarik minat siswa
2.   Meningkatkan pengertian siswa
3.   Memberikan data yang kuat/terpercaya
4.   Memadatkan informasi
5.   Memudahkan menafsirkan data
Sedangkan Umi Machmudah (2008:100), menambahkan bahwa media pembelajaran dianggap penting karena kegunaannya, diantaranya :
1.   Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata tertulis atau lisan)
2.   Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti :
-      Obyek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film, bingkai, film atau model.
-      Obyek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
-      Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography.
-      Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
-      Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
3.   Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :
-      Menimbulkan gairah/semangat belajar
-      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan
-      Memungkinkan peserta didik, belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
-      Memudahkan untuk menggali informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan Rohmat (2010:11) melihat urgensi media pembelajaran dari proses belajar mengajar, yaitu berfungsi untuk menghindari hambatan/gangguan komunikasi dalam proses belajar mengajar, diantaranya:
-      Menghindari terjadinya verbalisme
-      Membangkitkan minat/motivasinya
-      Menarik perhatian murid
-      Mengatasi keterbatasan, ruang, waktu dan ukuran
-      Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar.
-      Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.


4.   Kriteria pemilihan media pembelajaran bahasa yang baik.
Rohmat (2010:16), menyatakan bahwa didalam memilih media pembelajaran, hendaknya kita memperhatikan syarat-syaratnya, yaitu;
a.    Sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, apakah media tersebut dapat dipakai untuk mencapai tujuan instruksional ?
b.   Sesuai dengan anak yang belajar. Apakah media yang dipilih itu benar-benar menarik perhatiaan anak ?
c.    Ketersediaan bahan media. Dapatkah media itu diperoleh dengan mudah? Apakah tersedia bahan untuk memproduksi media yang dipilih ?
d.   Biaya pengadaan, apakah seimbang dengan manfaatnya ?
e.    Kualitas/mutu teknik. Apakah media yang dipilih kualitasnya masih baik ?
Selain itu menurut (Thorn, 1995) yang dikutip oleh   Abdul Hamid (2008:179) ada enam kriteria untuk memilih media yang interaktif, yaitu; kriteria pertama adalah kemudahan navigasi, dimana sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajarkomputer dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi. Kriteria yang ketiga adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kriteria keempat adalah integrasi media dimana harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Kriteria yang kelima yaitu tampilan yang menarik dan artistik. Kriteria keenam yaitu penilaian yang menyeluruh, artinya setelah belajar pembelajar harus benar-benar merasa dirinya sudah belajar.
5.   Media Pembelajaran dalam Bahasa Arab.
Menurut ( Al Fauzan, dkk: 2003) yang dikutip oleh (Abdul Hamid, 2008:174) media pembelajaran bahasa arab secara umum dpat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu; (1). Media perangkat/peralatan (Al ajhihah), (2). Media materi pembelajaran (al mawad al ta’limiyah al ta’allumiyah), dan (3). Kegiatan penunjang pembelajaran (Al Nasyathath al ta’limiyah). Sedangkan ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu; 1). Media visual (bashariyah), 2). Media Audio (sam’iyyah), 3). Media audio visual (Sam’iyyah bashariyah).
Sedangkan (Rohmat: 2010:31) menambahkan selain tiga media itu ada lagi media raba, media kecap dan media bau atau cium.
Media Bashariyah dapat berupa benda-benda alamiah, orang, kejadian dan gambar-gambar dll. Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, media visual dapat digunakan terutama untuk pengenalan mufrodat dan pola kalimat (Abdul Hamid, 2008:176).
Bagi anak didik yang memiliki gaya belajar visual, maka harus banyak membuat gambar-gambar dan simbol dalam catatan mereka, hal yang paling bagus adalah memulai dengan peta pikiran secara keseluruhan. Hal ini bisa didapatkan dengan membaca sekilas dari gambaran umum (Bobbi DePorter, 2000:168). Peta pikiran secara keseluruhan bisa kita terapkan pada penguasaan bentuk kalimat (‘irab) didalam bahasa arab, yaitu dengan membuat peta pikiran antara kalimat isim, kalimat fi’il, kalimat jar, dan kalimat jazm.
Selain memiliki kelebihan seperti tersebut diatas,  media visual juga memiliki kelemahan yaitu kurang menarik karena tanpa ada suara yang mengikuti, atau disebut gambar bisu, sehingga ketika melafalkan suatu bunyi atau Aksen maka siswa tidak bisa menirukan. Media ini juga memiliki kelemahan untuk diterapkan pada siswa yang mengalami gangguan penglihatan seperti terkena sakit mata (rabun, minus atau plus, atau buta warna). Media ini juga kurang efektif apabila diterapkan pada anak didik yang memiliki gaya belajar audio, karena anak yang memiliki gaya belajar audio akan lebih menagkap isi pesan pelajaran yang berupa bunyi daripada gambar.
Media Sam’iyyah (Audio) dapat berupa suara rekaman, pita kaset, tape recorder, radio, atau bunyi-bunyi alam sekitar. Didalam pembelajaran bahasa arab media ini cocok untuk mengetahui aksen suatu kalimat, Makhorijul huruf dan melatih pemahaman kita akan bahasa arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi pelajar yang memiliki tipe belajar auditorial atau sam’iyyah, belajar akan lebih menyenangkan apabila dengan cara mendengarkan, baik mendengarkan cerita, pidato, keterangan maupun dalam bentuk lagu-lagu (Bobbi DePorter, 2000:168). Pelajar dengan tipe ini apabila belajar mandiri biasanya lebih suka dengan membaca buku secara keras, atau paling tidak telinganya bisa mendengarkan, sambil mendengarkan musik atau merubah pelajaran menjadi syair-syair lagu. Didalam pelajaran bahasa arab media ini cocok diterapkan dalam memahami teks yang berupa bunyi (listening), juga latihan muhadtsah (percakapan) maupun Khitobah (Pidato).
Media Syam’iyyah dalam pembelajaran bahasa arab memiliki kelemahan apabila diterapkan pada anak yang memiliki gangguan pendengaran, kemudian daya serap anak terhadap pesan yang disampaikan beragam, karena anak yang duduk didepan bisa menangkap lebih jernih daripada anak yang duduk dibelakang. Media ini juga tidak cocok diterapkan pada anak yang memiliki gaya belajar visual atau kinestetik, bahkan suara-suara yang keluar untuk menyampaikan pesan pelajaran kadang dianggap berisik dan mengganggu. Media sam’iyyah cenderung membuat model pembelajaran monoton dan membosankan apabila tidak dikemas dalam bentul SCM (Student Center Model), akantetapi media ini paling banyak dipakai oleh guru bahasa arab karena biasanya guru tidak mau repot menyiapkan media  pembelajaran bahasa arab yang berbentuk Basyariyah dan Syam’iyyah Basyariyah karena membutuhkan waktu dan biaya yang lebih (Neneng LM, 2010).
 Media Syam’iyyah Bashariyah atau media audio visual sebenarnya adalah gabungan dari media Sam’iyyah (Audio) dan Bashariyah (Visual), jadi media ini selain menampilkan gambar-gambar atau lukisan juga menampilkan suara sebagai ekspresi dari gambar tersebut. Media ini dapat berupa benda-benda alamiah, orang, film, TV, VCD, Video, Komputer, Slide dll. Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, media audio visual dapat digunakan terutama untuk pengenalan muhadatsah (percakapan) dengan menggunakan bahasa arab, mengetahui aksent dan ekspresi dalam pengucapan huruf dan kalimat, mengetahui kebudayaan atau sosiografis masyarakat arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi anak didik yang memiliki gaya belajar visual, media ini bisa digunakan, begitu juga bagi anak yang memiliki gaya belajar auditorial.  Belajar lebih baik bila melibatkan lebih dari satu indera saja, seperti penggunaan indera dengar dan lihat secara bersamaan akan lebih memberi stimulus yang lebih baik, karena jika mendengar, akan lupa, jika melihat, akan ingat, dan jika melakukan, maka akan faham (Rohmat, 2010:45)
Selain memiliki kelebihan seperti tersebut diatas,  media audio visual juga memiliki kelemahan yaitu tampilannya masih sebatas dua dimensi, sehingga dari segi estetika kurang.








C.   Implikasi dan penutup

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa implikasi dari penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran bahasa arab diharapkan bisa mengurangi kebosanan peserta didik, sebaliknya peserta didik akan lebih bergairah dan tertarik dengan pelajaran bahasa arab karena pelajaran lebih kreatif, atraktif dan tidak monoton
Media yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa arab adalah media Sam’iyyah, media Bashariyah dan media Sam’iyyah Bashariyah. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, karena tidak ada media yang terbaik yang bisa diterapkan kapan saja, dimana saja, untuk itu peran guru sangat penting didalam menganalisis kebutuhan media yang paling cocok, sesuai dengan karakteristik siswa dan situasi yang ada.
Media Syam’iyyah cocok digunakan dikelas yang memiliki rombongan pelajar dengan tipe belajar auditorial, sedangkan media Bashariyyah sangat cocok digunakan pada kelas yang memiliki tipe belajar visual. Media Sam’iyyah Bashariyah adalah media yang sangat cocok digunakan pada kelas yang dihuni dengan tipe belajar beragam, karena media ini bisa meminimalisir kekurangan yang ada pada media Sam’iyyah dan Bashariyah.
Demikian makalah ini saya sampaikan, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, yang punya perhatian terhadap kemajuan pendidikan sangat saya harapkan, karena sebagai manusia saya tentu jauh dari sifat sempurna.

Daftar Pustaka


A Partanto, Pius dan Al Barry, M. Dahlan (2001), Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola 
Arsyad, Azhar (2004), Bahasa Arab dan Methode Pengajarannya, beberapa pokok pikiran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi, dkk (2000). Quantun Teaching, Mempraktikan quantum learning diruang-ruang kelas, Bandung: Mizan Media Utama
Hamid, Abdul dkk. (2008). Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Methode, Strategi, Materi, dan Media, Malang: UIN-Malang Press
http://kumpulan download/136-sekilas-tentang-media-audio-visual.html, di download pada hari Selasa, 9 November 2010, jam 14.30 WIB.
Mahmudah, umi dan Risyidi, Abdul Wahab (2008). Active learning dalam pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Sukses Offset
Neneng LM, (2010) Model Pembelajaran Bahasa Arab yang terfokus pada Anak, Materi Diklat Bahasa Arab bagi Guru MTs, pusdiklat keagamaan: Jakarta dalam situs http://kumpulan download/model pembelajaran bahasa arab.htm, di download pada hari Selasa, 9 November 2010, jam 14.00 WIB.
Rohmat (2010). Media Pembelajaran, suatu pengantar. Yogyakarta: Logung pustaka
Sandiman, Arif S (2003). Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Santyasa, I Wayan (2007). Makalah Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Bali: Universitas Ganesha
Supriatna, Dadang (2009), modul pengenalan media pembelajaran, bahan ajar untuk diklat e-training PPPPTK TK dan PLB, Jakarta
Usman, M. Basyirudin dan Asnawir (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press

Tidak ada komentar: