Sabtu, 16 Februari 2013

metode pembelajaran Qur'an hadits


LANGKAH-LANGKAH
DAN METODE PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADITS
(Menulis atau Menyalin Al-Qur’an dan Hadits)
Oleh : Kasan As’ari, M.Pd.I

A.    PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan ke dunia yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu rukun iman yang ke tiga. Beriman kepada Al-Qur’an harus dibuktikan dengan mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Mempelajari Al-Qur’an adalah kunci sukses hidup dunia dan akhirat. Dengan mempelajari Al-Qur’an maka seseorang akan mempunyai banyak pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Mempelajari Al-Qur’an berarti belajar membunyikan huruf-hurufnya dan menulisnya. Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkatan selanjutnya. Pada tingkatan lanjutan mungkin seseorang bisa mempelajari Ulumul Qur’an dan tafsir Al-Qur’an. Namun untuk menuju kepada tingkatan ini seseorang harus menempuh tingkatan awal yaitu membaca dan menulis Al-Qur’an.

Diantara tugas yang memerlukan keseriusan yang sangat dan kepedulian yang ekstra dari setiap pendidik adalah tugas mencari metode terbaik untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak- anak, sebab mengajarkan Al-Qur’an ( kepada mereka ) merupakan salah satu pokok dalam ajaran Islam.
Tujuannya adalah agar mereka tumbuh sesuai dengan fitrahnya dan hati merekapun bisa dikuasai cahaya hikmah, sebelum dikuasai hawa nafsu dengan berbagai nodanya yang terbentuk melalui kemaksiatan dan kesesatan. Para sahabat telah mengetahui urgensi memelihara Al-Qur’an dan pengaruhnya. Oleh karena itu menurut Abdul Mukti (1987,214) Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak- anaknya sesuai dengan anjuran Nabi.
وقا ل النبي صلى الله عليه وسلم , خيركم من تعلم ا لقران وعلمه (رواه البخار)
Artinya : “ Nabi Muhammad SAW bersabda, sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhori)

Diadalam Hadits yang lain Rasulullah SAW juga bersabda :
وقال ابن مسعود : اقرءواالقران فانكم تؤجرون عليه بكل حرف عشر حسنات اماانى لااقول الحرف الم ولكن الالف حرف واللام حرف والميم حرف (رواه الترمذى)
Artinya : “Telah berkata Ibnu Mas’ud, bersabda Nabi SAW; Bacalah olehmu Al-Qur’an, maka sesungguhnya kamu akan diberi pahala dengan setiap huruf itu sepuluh kabaikan. Tidak lah aku katakan Alif Lam Mim, itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. At-Tumudzi)

Berdasarkan Hadits diatas banyak sekali kebaikan dan keutamaan yang akan diterima oleh orang yang membaca Al-Qur’an. Secara logika apabila yang membaca saja banyak sekali keutamaannya apalagi orang yang menuliskannya tentu lebih banyak dan lebih utama, karena orang membaca itu tentunya melafalkan bunyi tulisan. Tidak  mungkin orang akan bisa membaca tanpa ada tulisan yang tertera dan tersusun atas huruf demi huruf, kata demi kata dan membentuk kalimat.
Karena itu menurut Ahmad Syarifudin (2005,76) belajar menulis dan menyalin Al-Qur’an juga tidak kalah mulianya dengan belajar membaca (qiro’ah), menterjemahkan, memahami dan mentafsirkannya. Karena dengan menulis Al-Qur’an maka akan menjadi amal jariyah bagi kita, dimana apabila tulisan kita dibaca oleh orang lain, maka kita akan medapatkan pahala dari apa yang kita tulis. Rasulullah SAW bersabda :
ان ممايلحق المؤمن من عمله وحسناته بعدموته : علمانشره وولداصالحاتركه أومصحفاورثه اومسجدا بناه اوبيتالابن السبيل بناه اونهراأجراه اوصدقةاخرجهامن ماله فى صحته وحياته تلحقه بعد موته  (رواه ابن ماجه)
Artinya : “Sesungguhnya amal dan kebajikan yang dapat menyusul orang mukmin setelah dia meninggal dunia diantaranya  yaitu : ilmu yang dia sebarkan, anak sholeh yang dia tinggalkan, mushaf Al-Qur’an yang dia wariskan, masjid yang dibangunnya, rumah tinggal bagi perantau yang dia bangun, sungai yang dia alirkan (irigasi), dan sedekah harta yang dikeluarkannya saat sehat dan hidup. Seluruh amal dan kebajikan ini akan menyusul orang mukmin sepeninggalnya dari dunia.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dari Abu Hurairah r.a)

Memang masih minim sekali, kalau bisa dikatakan hampir tidak ada tulisan yang mengupas tentang metode menulis dan menyalin Al-Qur’an, padahal ini sangat urgen sekali. Sebagaimana kita ketahui bahwa ruh keilmuan itu berada pada tradisi tulis menulis. Untuk itu tulisan makalah yang sederhana ini berusaha mengeksplorasi metode dan langkah-langkah pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits materi menulis atau menyalin Al-Qur’an bagi siswa sekolah menengah pertama yang mana materi Al-Qur’an dan Hadits terintegrasi dalam pelajaran agama islam yang hanya mendapatkan porsi 2 jam pelajaran (2 X 40 menit) setiap minggu. Itupun harus dibagi dengan materi lain, yaitu fikih, akhlak, aqidah dan sejarah, sehingga materi al-qur’an dan hadits dengan indikator menyalin dan menulis hanya ada dikelas sembilan semester satu dan semester dua.

B.     PEMBAHASAN
a.      Pengertian Metode Pendidikan
Kata ‘metode’  berasal dari bahasa Yunani methodos   yang berarti “cara atau jalan”. Didalam bahasa inggris disebut method dan bahasa arab menterjemahkannya dengan thariqoh  dan manhaj. Didalam bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi metode pendidikan adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran kepada peserta didik. (Erwati Aziz: 2003, 79)
Metode juga berarti cara atau jalan yang ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu dan metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak didik supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar. (Ramayulis:2001,2)
Ada juga yang mengartikan metode mengajar adalah alat atau cara untuk mencapai tujuan pengajaran, sedangkan metode dalam mengajar adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan dipraktekan oleh siswa dengan baik. (A. Muardi C dan Paimun: 1982,39)
Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengubah anak didik, dimana sebelum dilibatkan dalam suatu kegiatan, anak didik tersebut sesudah mengalami kegiatan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu pengajaran ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor metode. Begitu juga dengan pengajaran yang berbahasa Arab. Sumardi (1974: 7) menyatakan: "Dalam pengajaran bahasa asing salah satu segi yang sering disoroti adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan. Sebab metodelah yang menentukan isi dalam mengajarkan bahasa".
Hal ini menunjukkan, bahwa metode secara umum maupun metode untuk pengajaran bahasa Arab bisa mengarahkan keberhasilan belajar anak didik serta mendorong kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan anak didik. Di samping itu metode Juga dapat memberikan inspirasi pada anak didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan anak didik seiring dengan tujuan pendidikan (Muhaimin, 1993: 232).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan adalah cara yang teratur, sitematis, dan teknik penyajian materi pembelajaran yang disampikan oleh pendidik agar peserta didik dapat menangkap, memahami dan melakukan materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

b.      Metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Ada beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits, diantaranya adalah :
1.    Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu metode konvensional, metode ini paling banyak dilakukan oleh para pendidik walaupun umurnya paling tua. Pola interaksi dalam pembelajaran adalah satu arah (jarum suntik), dimana guru memberikan informasi/pengetahuan secara aktif sedangkan siswa bersikap pasif menerima informasi. (Jamal Ma’mur Asmani: 2010,139-140)
Menurut Fatah Syukur (2005,137) pada pola pembelajaran diatas, komunikasi yang terjalin adalah satu arah dengan guru sebagai pusatnya (Teacher centered), dimana guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah dan peserta didik mendengarkan dan mencatat (anak didik pasif), gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu. Pola ini banyak kelemahannya diantaranya adalah : suasana kelas kaku, guru cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan anak didik seperti majikan dan bawahan, anak didik sudah faham apa belum tentang materi yang disampaikan guru tidak bisa mengetahui dengan cepat.
2.    Metode  Penugasan
Metode ini juga sudah lama dipraktekan para pendidik di Indonesia. Biasanya metode ini dilakukan guru ketika tidak bisa masuk kelas karena berhalangan, sehingga daripada kelas ramai maka siswa diberi tugas mengerjakan sesuatu yang ada kaitannya dengan pelajaran saat itu. Metode ini juga bisa berarti PR (pekerjaan rumah) bagi siswa, yaitu seperangkat tugas yang harus diselesaikan oleh siswa diluar jam sekolah. (Arif Armai: 2002, 164)
3.    Metode Drill/ Latihan
Karena langkah-langkah pembelajaran dalam makalah ini menggunakan metode drill, maka untuk pembahasan metode drill penulis akan menguraikan lebih detail dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode drill adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin: 1987, 100).
Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini: 1983,106)
Menurut Zuhairini (1983: 107) ada beberapa kelebihan metode drill diantaranya adalah sebagai berikut :
a.         Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan
b.        Para murid akan memiliki pengetahuan siap.
c.         Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
Sedangkan kelemahan metode drill adalah sebagai berikut :
a.         Menghambat bakat dan inisiatif siswa
b.        Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c.         Membentuk kebiasaan yang kaku
d.        Menimbulkan verbalisme
4.    Metode Sorogan
Sorogan adalah ciri khas pembelajaran model pesantren, dimana santri satu persatu maju, untuk menyetorkan penguasaan ilmunya kepada guru/ustadz, atau santri tersebut akan mendapatkan tambahan ilmu dari ustadz akan tetapi dengan model pelayanan individu. (Arif Armai: 2002,150)

c.       Syarat-syarat menguasai materi Menulis atau Menyalin Al-Qur’an Hadits
Untuk bisa menguasai materi menulis atau menyalin Al-Qur’an Hadits, ada beberapa syarat atau kemampuan dasar yang harus dikuasai, diantaranya adalah :
1.        Harus hapal bacaan ayat Al-Qur’an atau redaksi Hadits tersebut.
Tidak mungkin seseorang bisa menuliskan ayat Al-Qur’an tanpa terlebih dahulu menghafalkan lafal ayat tersebut. Begitu juga dengan menuliskan redaksi Hadits juga harus menghafalkan lafal redaksi hadits tersebut.
Menurut Sa’dullah (2008,52-54) ada beberapa metode dalam mempermudah menghafal Al-Qur’an, diantaranya adalah :
-       Bi Nazhar yaitu membaca berulang-ulang dengan melihat mushaf.
-       Tahfizh yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat yang telah dibaca secara bi Nazhar.
-       Talaqqi yaitu menyetorkan  atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafalkan kepada seorang guru atau instruktur.
-       Takrir yaitu mengulang hafalan atau men-sima’-kan yang pernah dihafalkan  kepada guru yang hafal.
-       Tasmi’ yaitu memperdengarkan hafalan baik kepada perseorangan maupun kelompok jama’ah
2.        Harus menguasai kaidah penulisan huruf arab
Untuk bisa menulis atau menyalin ayat Al-Qur’an dan Hadits seseorang harus menguasai huruf hija’iyah. Huruf-huruf itu ada yang dapat menyambung dan disambung, ada yang bisa disambung tetapi tidak bisa menyambung. Masing-masing mempunyai bentuk huruf sesuai posisinya (di depan, tengah, belakang atau terpisah).  Sebagaimana dalam tabel berikut :
contoh
Di akhir
Di tengah
Di awal
Berdiri sendiri
Bunyi
Nama
ا ا ا
ـــــــا
ـــ
ـــ
ا
-
Alif
بــــبـــب
ـــــــب
ـــبــــ
بـــــــ
ب
b
Ba
تــتــــت
ـــــــت
ــــتـــــ
تـــــــ
ت
t
Ta
ثــــثـــث
ـــــــث
ـــــثــــ
ثـــــــ
ث
ts
Tsa
جـــجــج
ـــــــج
ـــجـــــ
جــــــ
ج
j
Jim
حـــحـــح
ـــــــح
ــــحــــ
حــــــ
ح
ch
ha
خــخـــخ
ـــــــخ
ـــــخــــ
خــــــ
خ
kh
Kho
د د د
ـــــــد
ـــ
ـــ
د
d
Dal
ذ ذ ذ
ـــــــذ
ـــ
ـــ
ذ
dz
Dzal
ر ر ر
ــــــر
ـــ
ـــ
ر
r
Ra
ز ز ز
ــــــز
ـــ
ـــ
ز
z
Za
ســســس
ـــــس
ـــســـ
ســـــ
س
s
Sin
شــشــش
ـــــش
ــــشـــ
شـــــ
ش
sy
Syin
صــصــص
ــــص
ــــصـــ
صــــ
ص
sh
Shod
ضــضــض
ــــض
ــــضـــ
ضــــ
ض
dh
Dhad
طــطـــط
ــــــط
ــــطـــ
طــــــ
ط
th
Tha
ظـــظـــظ
ــــــظ
ـــــظـــ
ظــــــ
ظ
zh
Zho
عــعــــع
ــــــع
ـــــعــــ
عــــــ
ع
‘ain
غـــغـــغ
ــــــغ
ـــــغـــ
غــــــ
غ
gh
Ghain
فـــفــــف
ــــــف
ـــــفــــ
فـــــــ
ف
f
Fa
قـــقــــق
ــــــق
ـــــقـــ
قــــــ
ق
q
Qaf
كـــكـــك
ــــــك
ــــكــــ
كــــــ
ك
k
Kaf
لـــلــــل
ــــــل
ــــلــــ
لــــــ
ل
l
Lam
مـــمــــم
ــــــم
ــــمــــ
مـــــ
م
m
Min
نـــنـــن
ــــــن
ــــنــــ
نـــــ
ن
n
Nun
و و و
ــــــــو
ـــ
ـــ
و
w
Wawu
هـــهـــه
ــــــــه
ـــهــــ
هــــــ
ه
h
Ha

ـــــــلا
ـــــــلا
لا
l
Lam alif

—-
—-
ء
Hamzah
يــيـــي
ــــــي
ـــــيـــ
يــــــ
ي
y
Ya
3.        Lebih diutamakan menguasai ilmu Nahwu-Shorof
Orang yang akan menyalin ayat atau hadits akan lebih bagus dan lancar apabila yang bersangkutan menguasai ilmu nahwu-shorof yaitu ilmu yang membahas tentang tata bahasa arab dan kedudukannya dalam jumlah (kalimat). Akantetapi karena cabang ilmu ini tidak diajarkan di Sekolah Menengah maka siswa hanya bisa mengandalkan 2 syarat diatas yaitu hafalan dan teknik penyambungan huruf hijaiyah.

d.      Langkah-Langkah Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Dengan Metode Drill Model Permainan Kertas Lipat
Dalam menguraikan langkah-langkah ini penulis akan memaparkan langkah kegiatan yang bersifat praktis dilapangan dengan mengambil contoh materi pada kelas 9 sekolah menengah pertama :
SMP/MTs                   : SMP N 1 LIMBANGAN
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester           : IX/I
Standar Kompetensi   : 1. Memahami Ajaran Al Qur'an Surah At Tin
Kompetensi Dasar      : 1.4 Menyalin QS. At Tin dengan baik dan benar
Indikator                     : 1.4.1 Menyalin potongan ayat QS. At Tin dengan baik dan benar
                                      1.4.1 Menyalin keseluruhan  QS. At Tin dengan baik dan benar
Alokasi waktu                    :  2 X 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
1.    Siswa dapat menyalin potongan  QS. At Tin dengan baik dan benar dan penuh tanggung jawab serta kejujuran
2.    Siswa dapat menyalin QS. At Tin secara keseluruhan dengan baik dan benar dan penuh tanggung jawab serta kejujuran.
B. Materi Pembelajaran
1.      Menyalin  potongan QS. At Tin  ayat 1,2 dan 3
ÈûüÏnG9$#ur ÈbqçG÷ƒ¨9$#ur ÇÊÈ   ÍqèÛur tûüÏZÅ ÇËÈ   #x»ydur Ï$s#t7ø9$# ÂúüÏBF{$# ÇÌÈ  
2.      Menyalin QS.  Qs. At Tin secara keseluruhan
ÈûüÏnG9$#ur ÈbqçG÷ƒ¨9$#ur ÇÊÈ   ÍqèÛur tûüÏZÅ ÇËÈ   #x»ydur Ï$s#t7ø9$# ÂúüÏBF{$# ÇÌÈ   ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OƒÈqø)s? ÇÍÈ   ¢OèO çm»tR÷ŠyŠu Ÿ@xÿór& tû,Î#Ïÿ»y ÇÎÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßgn=sù íô_r& çŽöxî 5bqãYøÿxE ÇÏÈ   $yJsù y7ç/Éjs3ムß÷èt/ ÈûïÏe$!$$Î/ ÇÐÈ   }§øŠs9r& ª!$# È/s3ômr'Î/ tûüÉKÅ3»ptø:$# ÇÑÈ  
C. Pendekatan dan Methode Pembelajaran
1.        Pendekatan : Psikologi dan Keagamaan
2.        Drill : Siswa diberikan latihan-latihan menulis dan menyalin QS. At-Tin Mulai dari potongan ayat sampai sempurna satu surat.
D. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran
1.    Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a.    Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah, berdo'a dan membaca QS. At-Tin bersama-sama.
b.    Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai
c.    Guru memotivasi siswa, akan pentingnya materi menulis dan menyalin QS. At-Tin.
d.   Guru mengecek, apakah ada siswa yang belum hafal QS. At-Tin ayat 1-8, apabila masih ada diharuskan menghafalkan dulu.
2.    Kegiatan Inti (60 Menit)
a.    Guru memberikan rambu-rambu kesulitan/kesalahan yang biasa terjadi dalam menguasai materi ini, dengan menunjukan langsung pada ayat-ayat tersebut.
b.    Siswa berlatih menulis QS. At-Atin ayat demi ayat dengan mencontoh potongan ayat disebelah kanannya
c.    Guru membimbing siswa cara menulis QS. At-Tin dengan khot baik yang benar.
d.   Guru menyuruh siswa duduk berhadapan, kemudian guru memberikan lembar latihan menulis QS. At-Tin.
e.    Siswa mencermati potongan ayat pada baris pertama selama 1 menit, kemudian melipat kertas pada tanda lipat, dilanjutkan menulis ulang ayat yang tadi dicermati selama 3 menit.
f.     Siswa menyerahkan hasil tulisannya kepada teman dihadapannya, begitu juga sebaliknya, teman didepannya menyerahkan hasil tulisannya untuk dikoreksi selama 1 menit. Kemudian kalau ada kesalahan tulis diberi tanda.
g.    Siswa melanjutkan mencermati potongan ayat pada baris kedua selama 1 menit, kemudian melipat kertas pada tanda lipat, dilanjutkan menulis ulang ayat yang tadi dicermati selama 3 menit.
h.    Siswa menyerahkan hasil tulisannya kepada teman dihadapannya, begitu juga sebaliknya, teman didepannya menyerahkan hasil tulisannya untuk dikoreksi selama 1 menit. Kemudian kalau ada kesalahan tulis diberi tanda. (proses ini dilanjutkan sampai baris keempat).
i.      Guru memberikan post test, dengan menyuruh siswa menuliskan QS. At-Tin  ayat 4 dan 6, lengkap dengan harokatnya selama 2 menit.
3.    Kegiatan Penutup
a.    Guru dan siswa melakukan refleksi, apakah pembelajaran hari ini bermanfaat atau tidak, apakah menyenangkan apa tidak.
b.    Siswa bersama-sama membaca surat QS. At-Tin sebagai penutup kegiatan pembelajaran
E. Alat / Sumber belajar
1.    Al Qur'an      2. Kertas Lipat yang sudah didesain ukuran folio.
F. Penilaian
1.    Tulislah  QS. At Tin ayat 4 lengkap dengan baik dan benar !
2.    Tulislah QS. At- Tin ayat 6 lengkap dengan harokatnya dengan baik dan benar !

Kunci Jawaban
1.       
s)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OƒÈqø)s?
2.       
   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßgn=sù íô_r& çŽöxî 5bqãYøÿxE  
Pedoman Penskoran (Evaluasi hasil)
1.    Jika Tulisan huruf, penyambungan dan syakal betul semua, maka nilai 50, jika salah 1, nilai 40, salah 2 nilai 30, salah 3 nilai 20, salah lebih dari 3 maka nilai 10.
2.    Jika Tulisan huruf, penyambungan dan syakal betul semua, maka nilai 50, jika salah 1, nilai 40, salah 2 nilai 30, salah 3 nilai 20, salah lebih dari 3 maka nilai 10.
Pedoman Penskoran (Evaluasi Proses)
Jika Siswa mengikuti pelajaran dengan aktif, antusias, jujur dan bertanggung jawab maka nilai 20, Jika kurang aktif, tapi bertanggung jawab (mengerjakan latihan) maka nilai 10, Jika siswa mengikuti pelajaran tapi tidak aktif dan tidak bertanggung jawab (tidak menegrjakan lembar latihan) maka nilai 5.
Nilai akhir
Evaluasi hasil ditambah Evaluasi proses dibagi 120, kemudian dikalikan 100





C.    KESIMPULAN/PENUTUP

Diantara tugas pendidik yang memerlukan keseriusan dan kepedulian yang ekstra adalah tugas mencari metode terbaik untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak- anak, sebab mengajarkan Al-Qur’an  kepada siswa merupakan salah satu pokok dalam ajaran Islam, dan metode sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan.
Belajar menulis dan menyalin Al-Qur’an juga tidak kalah mulianya dengan belajar membaca (qiro’ah), menterjemahkan, memahami dan mentafsirkannya. Karena dengan menulis Al-Qur’an maka akan menjadi amal jariyah bagi kita, dimana apabila tulisan kita dibaca oleh orang lain, maka kita akan medapatkan pahala dari apa yang kita tulis.
Ada banyak metode didalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, namun didalam mengajarkan materi menulis dan menyalin Al-Qur’an, metode drill yang dirasa paling efektif, karena metode ini menggunakan pendekatan langsung berupa latihan-latihan yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.
Sebelum siswa mempelajari materi menulis dan menyalin Al-Qur’an maka disyaratkan para siswa telah hafal ayat yang mau ditulis, sudah menguasai kaidah menulis huruf arab dan alangkah baiknya kalau sudah menguasai ilmu nahwu-shorof.
Demikian makalah ini saya sampaikan, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan mutu pendidikan sangat saya harapkan.





DAFTAR PUSTAKA
Armai, Arif. (2002). Pengantar Ilmu dan Methodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press

Asmani, Jamal Ma’mur. (2001). Tips menjadi guru inspiratif, kreatif dan inovatif, Yogyakarta: Diva Press

Aziz, Erwati. (2003). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai

http://staff.undip.ac.id/sastra/fauzan/2009/07/22/menulis-huruf-arab/ di Unduh pada hari Ahad, 06 Februari 2011, jam 17.00 WIB

Muhaimin dan Abdul Mujib. (1993). Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Kaiya.
Mukti, Abdul. (1987), Manhalul ‘Irfan, Ilmu tajwid dan Adab Membaca Al-Qur’an, Bandung: Sinar baru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Ramayulis. (2001). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Sa’dullah. (2008). 9 Cara praktis menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press
Shalahuddin, Mahfud. (1987). Metodohgi Pengajaran Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Sumardi, Muljanto. (1974). Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodohgi., Jakarta: Bulan Bintang.
Syarifudin, Ahmad. (2005), Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, Cet-2, Jakarta: Gema Insani Press
Syukur, Fatah. (2005). Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail
Zuhairini, dkk. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

 



1 komentar:

Sri wahyuni mengatakan...

artikel yang menarik.....jangan lupa singgah di blog sya ya..duniapendidikan33.blogspot.com